Salin Artikel

Kisah Pengungsi Palu yang Bangkit Setelah Temukan Peralatan yang Ditelan Bumi

Perlengkapan dekorasi pengantin itu milik Warsito (40) atau yang biasa dipanggil Sito. Dari raut wajahnya, Sito tampak bahagia.

Rupanya, awal Agustus 2019 ini, Sito tengah menerima pesanan untuk usaha yang sudah lama digelutinya. 

“Alhamdulillah, ini merupakan orderan kelima sejak perlengkapan dekorasi pengantin saya ditemukan di lokasi Petobo yang tertimbun itu,” kata Sito saat ditemui di bilik Huntara yang ditempatinya, Senin (5/8/2019).

Sito menceritakan bahwa saat terjadi likuefaksi di Petobo, pada 2018 lalu, bangunan rumahnya terseret lumpur dan habis tertelan bumi.

Semua perlengkapan untuk dekorasi pengantin yang disimpan di dalam rumahnya ikut terkubur.  

Sito dan dua saudari perempuannya selamat. Mereka bingung, menangis dan seakan tidak percaya dengan apa yang baru menimpa mereka pada saat itu.

Menurut Sito, tangisan dan teriakan minta tolong orang-orang pada saat itu, menjadi irama pilu yang menyayat hati.

“Ah, sedih saya mengingat itu,” kata Sito.

Sito menarik napas panjang sebelum melanjutkan ceritanya.

Peralatan dekorasi pengantin ditemukan

Tiga hari pasca lebaran Idul Fitri pada Juni 2019 lalu, hatinya tergerak untuk melihat kondsi Petobo, kampungnya yang terkena likuefaksi.

Di Lokasi yang sudah menggunung itu, ia melihat dua orang pemulung sedang menggali tepat di atas rumahnya dulu berdiri.

“Saya lihat ada sarung almarhum Bapakku, tidak jauh dari situ ada Alquran dan baju. Saya langsung ingat, waktu kerjadian itu, Alquran itu saya simpan di atas meja dekat peralatan dekorasi pengantinku," kata Sito.

Menurut Sito, ia meminta pemulung yang berada di atas lokasi rumahnya untuk terus menggali lebih dalam.

"Mereka sempat tanya saya, barang apa itu? Saya jelaskan kalau barang itu adalah peralatan untuk dekorasi pengantin. Akhirnya mereka bantu gali," kata Sito.

Akhirnya, setelah dilakukan proses penggalian, terlihat sebuah karung putih dan sejumlah barang dekorasi lainnya.

Sito kemudian sujud syukur dan berbahagia karena melihat sejumlah barang dekorasi pengantin miliknya bisa diselamatkan.

Anehnya, meski tertimbun tanah dan lumpur, peralatan dekorasi pengantin milik Sito masih dalam kondisi baik, karena tidak kotor akibat lumpur.

"Posisinya ada di bawah reruntuhan bangunan rumahku. Waktu bencana terjadi, saya sudah tidak harap lagi ini. Saya pikir ini sudah tidak didapat lagi. Kemarin sudah hampir 9 bulan, baru ditemukan,” tutur Sito.

Usaha dekorasi pengantin ini sudah ditekuni Sito sejak 10 tahun lalu. Awalnya, ia ikut bersama usaha milik orang lain.

Namun, baru tiga bulan sebelum bencana, ia kemudian mendirikan usaha dekorasi pengantin dengan berbekal pengalamannya.  

Untuk sekali sewa peralatan dekorasi, Sito bisa mendapat Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Sebelum bencana terjadi, orang yang menyewa bisa 3 sampai 4 orang dalam sehari.

Jasa sewa peralatan dekorasi pengantin milik Sito sudah melayani di luar Kota Palu, seperti Ampana, Toli Toli, Parigi Moutong dan sejumlah kota lain di Sulawesi Tengah.

Pasca bencana, Sito tak punya apa-apa lagi selain dua saudari kandungnya.

Beruntung, saat likuefaksi menenggelamkan rumahnya, ponsel yang selalu dikantonginya tak turut terbenam lumpur.

Sebulan berada di pengungsian, Sito kemudian dipanggil kawannya untuk membantu dekorasi pengantin. Dari membantu kawannya itu, Sito bisa memeroleh upah.

Menurut Sito, upahnya tidak banyak, tetapi cukup menolong di saat situasi yang serba susah.

“Alhamdulillah, biar sedikit ada uangku bisa dipakai tambahan beli kebutuhan hidup," kata Sito.

Kini Sito bisa tersenyum kembali.

Sejak perlengkapan dekorasi pengantin miliknya ditemukan lagi, usaha yang sempat terhenti kini kembali berjalan.

Bersama sepupunya Andre (30), ia kini siap disewa untuk mendekorasi acara perkawinan dari kamar pengantin hingga pelaminan dengan indah dan cantik.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/06/07000041/kisah-pengungsi-palu-yang-bangkit-setelah-temukan-peralatan-yang-ditelan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke