Salin Artikel

Ini Kronologi Meninggalnya Dua Peserta Surabaya Marathon 2019

Kedua peserta yang meninggal itu adalah Husnun Nadhor Djuraid (60), warga Kota Malang, Jawa Timur; dan Oentong P Setiono (55), warga Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sahabat Oentong, Heri mengatakan, korban masih bersama dirinya dan masih ikut berlari sampai 3 kilometer.

Menurut Heri, saat berlari itu Oentong sempat mengeluh dan merasakan kantuk.

"(Berlari) 3 kilometer masih sama saya, dia enggak ngomong capek apa-apa, mengeluhnya ngantuk, 'Semalam saya ngantuk'. Cuma itu saja yang dia bilang," ujar Heri, Minggu.

Namun, Heri mengaku tidak mengetahui secara persis peristiwa meninggalnya Oentong.

"Saat berlari kita swmpat pisah, dan mengetahuinya dari teman," kata dia.

Ia menambahkan, Oentong merupakan atlet judo dan pernah meraih medali emas di ajang Sea Games pada 1989 silam.

Meski sudah berusia 55 tahun, dia masih semangat ikut lari maraton.

Oentong yang mengikuti ajang Surabaya Marathon 2019 kategori 10 kilometer itu, meninggal setelah sempat dirawat di IGD RSUD Dr Soetomo.

Husnun sempat jatuh

Sementata itu, putri almarhum Husnun, Amalia Kautsariah mengatakan, korban meninggal saat berlari dengan jarak sejauh 8 kilometer.

Saat berlari hingga jarak 8 kilometer tersebut, korban sempat terjatuh.

Kemudian, tim medis datang membantu untuk mengecek detak jantungnya menggunakan alat pacu jantung. Namun, jantungnya tidak berdenyut.

Sehingga, kata dia, Husnun langsung dibawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Di sana, nyawanya tak tertolong.

Menurut Amaliah, korban memang memiliki riwayat penyakit jantung.

"Tadi katanya sempat jatuh saat lari sampai di 8 kilometer. Terus langsung dari tim medis dibantu dibawa ke ambulans dan waktu di resusitasi jantung paru (RJP) tidak merespons. Waktu masuk IGD juga tidak merespons," ujar Amalia.

Ia menyampaikan, tahun lalu korban pernah dirawat di rumah sakit dan didiagnosis sakit jantung setelah bermain tenis. Namun, setelah kondisinya pulih, korban kembali ikut ajang lomba maraton.

"Memang (bapak) punya riwayat jantung. Tapi sudah sembuh, terus sempat ikut Borobudur dan Prambanan Marathon tahun lalu sampai finish 10 km. Tahun ini (lari maraton) di Surabaya," tutur dia.

Saat ini, Jenazah Husnun sudah dibawa ke rumah duka di Perumahan Srikandi, Jalan Digul 2, Kelurahan Banul Rejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur untuk dimakamkan di sana.

Sementara itu, jenazah Oentong akan dimakamkan di Solo.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/04/14425511/ini-kronologi-meninggalnya-dua-peserta-surabaya-marathon-2019

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke