Salin Artikel

Senyum Arya, Bocah Obesitas, saat Melihat Tangannya Mengecil...

BANDUNG, KOMPAS.com - Arya Permana (13) tampak sumringah pasca-operasi perdana pengangkatan jaringan kulit dan lemak di kedua lengannya.

Siang itu sekitar pukul 12.30 WIB, remaja yang sempat menderita obesitas itu keluar dari ruang perawatan Fresia 1. Sudah 12 hari Arya mendapatkan perawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung setelah menjalani operasi gelambir di tubuhnya.

Ketika pintu dibuka tampak Arya yang duduk di kursi roda didorong seorang perawat wanita keluar dari pintu.

Awak media yang sudah menunggunya di luar pintu langsung menyapa remaja asal Karawang itu. "Arya sehat?," sapa salah satu wartawan, Senin (29/7/2019).

"Sehat," jawab Arya sambil tersenyum.

Terlihat kedua orangtua Arya ikut mendampingi anaknya. Kedua orangtua Arya tersenyum senang.

Kepada Kompas.com, ayah Arya, Ade Somantri (43), mengatakan, putranya itu sudah dirawat di RSHS sejak 17 Juli 2019.

Pasca-operasi, Arya kini sudah membaik dan luka operasi di lengannya pun berangsur mengering.  "Alhamdulilah pasca-operasi sehat, luka kering," kata Ade.

Bahkan, kata Ade, putranya itu tampak senang dengan kondisi lengannya pasca-operasi meskipun lengannya belum bisa bergerak aktif seperti sedia kala. Pasalnya luka operasi belum sepenuhnya sembuh, perlu waktu agar Arya kembali beraktifitas.

"Saya perhatikan Arya sangat senang. Pas dibuka tutupnya, tangannya sudah kecil dia senang," tuturnya.

Kini Arya diperkenankan pulang oleh pihak dokter. Namun selama di rumah Arya tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas berat selama sebulan hingga luka operasi di lengannya sembuh total. 

"Kemungkinan petunjuk dokter jangan terlalu banyak gerak, jadi istirahat selama sebulan," katanya.

Selama itu, Arya terpaksa harus absen sekolah. Ade, ayah Arya, berencana membahas masalah kegiatan belajar dan mengajar Arya dengan pihak sekolah. Arya saat ini masih duduk di kelas 1 SMP.

"Koordinasi dengan pihak sekolah kan kita selaku keluarga bisa kordinasi ke sekolah," katanya.

Dukungan orangtua 

Sebagai orangtua, tentunya Ade sangat senang dengan turunnya berat badan Arya. Kini putranya bisa bermain bersama teman-temannya. 

Memang kondisi saat ini sangat berbeda dengan saat Arya berbobot hingga 192 kilogram. Saat itu, selama setahun Arya bahkan enggan pergi ke sekolah karena minder dengan kondisi tubuhnya. 

"Dulu selama setahun nggak bisa sekolah, sekarang mah alhamdulilah bisa," katanya senang. 

Pasca-bedah bariatrik yang dilakukan beberapa tahun lalu, orangtua mendukung putranya yang memiliki keinginan untuk menurunkan berat badannya itu.

"Yang pengen memang Arya sendiri," katanya.

Dukungan itu pun dilihat dari cara mengatur pola makan Arya berdasarkan aturan dan ajuran dari dokter.

"Makannya diatur gizinya, sesuai dengan saran dokter. Ada nasi, ayam goreng, telor, dan sayur mayur," kata Ade.

Makanan bergizi itu dikonsumsi Arya tiga kali sehari. Kini Arya berhasil menurunkan berat badannya.

Usai operasi gelambir kulit, Arya diperkenankan pulang. Namun ia harus rutin memeriksakan kembali perkembangan kesehatannya. "Jadwal kontrolnya hari Kamis," katanya.

Operasi 4 tahap

Direktur RSHS Nina Susana Dewi Mengatakan berdasarkan tim dokter yang menangani Arya, kini remaja itu diperkenankan untuk pulang setelah menjalani operasi perdana pengangkatan gelambir kulit dan lemak di kedua lengannya.

"Dapat dipulangkan berarti secara medik sudah bisa dilepas sudah dalam penilaian tim medis," kata Nina. 

Rencana operasi gelambir kulit Arya dilakukan bertahap menjadi 4 tahap pengangkatan. Operasi tahap pertama dilakukan tim bedah plastik hampir lima jam dengan melibatkan dokter sebanyak enam orang. Selanjutnya Arya akan menjalani operasi tahap, kedua yakni pengangkatan kulit payudara.

Dermawan untuk Arya 

Menurut Nina, pihak RSHS tidak meminta sepeser pun dana operasi kepada pihak keluarga, pun tidak mengklaim dana tersebut kepada BPJS, pasalnya ada penyandang dana biaya operasi Arya. 

"Pembiayaan kami tak minta sepeser pun dari keluarga, ada penyandang dananya. sebetulnya BPJS tapi tak ada yang diklaim. Kami berusaha cari penyandang dana lain, Arya tak perlu membiayai," ucapnya.

Adapun untuk operasi tahap pertama ini, biaya yang dikeluarkan hingga puluhan juta rupiah.

"Ada penyandang dana dari sebuah yayasan, biayanya Rp 30.700.000," katanya.

Meski diperkenankan pulang, Arya diminta untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tubuhnya.

"Sudah diajarkan dokter dari makan dan lain-lain. Karena operasi luas, maka kebersihan juga agar diperhatikan supaya tidak infeksi," pesan Nina. 

Sebelumnya, pada Rabu (24/7/2019) tim dokter bedah RSHS bandung melakukan tindakan operasi tahap pertama terhadap Arya, yakni pengangkatan jaringan kulit dan lemak yang menggelambir di kedua lengannya. 

Gelambir di kulit Arya muncul karena karena bobot badannya turun drastis usai menjalani operasi bariatrik atau pengecilan lambung beberapa waktu lalu. Dari bobot awal 192 kilogram, badan Arya kini turun menjadi 80 kilogram. 

Kulit arya yang menggelambir itu pun dinilai mengganggu aktivitasnya, bahkan kurang bagus secara estetik. Akhirnya Arya berkeinginan untuk mengangkat gelambir di tubuhnya itu. 

RSHS yang menangani operasi tersebut menerjunkan tim dokter yang terdiri dari 7 departemen. Tindakan pengangkatan gelambir itu dilakukan secara bertahap dimulai dari kedua lengannya.

Untuk memulihkan kondisi tubuh pasca-operasi, Arya harus dirawat sementara dan tidak diperkenankan bergerak secara berlebihan, bahkan untuk buang air sekalipun pun harus dibantu dengan alat yang sudah disediakan.

Kondisi ini akan dialami Arya hingga luka jahitan di lengannya benar-benar kering dan sembuh. Kini Arya diperkenankan pulang.

Operasi tahap dua

Ketua Tim Bedah Plastik RSHS, Hardisiswo Soedjana mengatakan, usai berhasil mengambil 1 kilogram jaringan kulit dan lemak di kedua lengannya, selanjutnya Arya akan menjalani operasi payudara yang akan dilakukan tiga bulan ke depan.

"Tiga bulan rencana operasi tahap selanjutnya. Mudah-mudahan lancar. Waktunya lama. Rekonstruksi payudara lebih sulit dibanding membuang kulit di lengan, tapi umunnya hampir sama," kata Hardi.

"Merekontruksi payudara Arya sebagai payudara laki-laki. Persoalannya dadanya satu, rayut dan menggelantung dan lebar. Kita akan kecilkan dan ratakan," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/29/16424971/senyum-arya-bocah-obesitas-saat-melihat-tangannya-mengecil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke