Salin Artikel

Teka Teki Mangkraknya 300 Bus Transjakarta, Milik Perusahaan Pailit hingga Jadi Sorotan Warga

KOMPAS.com - Sebanyak 300 bus berlable Transjakarta yang mangkrak di Bogor dan Ciputat menjadi sorotan masyarakat, khususnya bagi warga sekitar. 

Perangkat desa di Bogor menelusuri dan akhirnya menemukan jawaban bahwa pemilik bus-bus di Kawasan Dramaga, Bogor, adalah perusahaan yang sudah dinyatakan pailit.

Sementara itu, Kepala Humas Transjakarta, Wibowo, ratusan bus yang terbengkalai di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Ciputat dan kawasan Dramaga, Kabupaten Bogor, bukan tanggung jawabnya. 

Namun Wibowo enggan untuk berkomentar jauh terkait masalah tersebut.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Keberadaan ratusan bus Transjakarta di Kawasan Dramaga, Bogor, sempat membuat warga sekitar dan perangkat desa setempat bertanya-tanya.

Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, Adi Henriyana mengatakan, bus-bus tersebut merupakan aset dari PT Adi Teknik Ecopindo yang berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga dinyatakan sebagai PT yang pailit.

Hal tersebut terungkap setelah Adi mengirimkan surat kepada pemilik bus dan mempertanyakan status bus tersebut.

"Jadi balasannya seperti itu, akan tetapi ini bukan suatu usaha hanya sebatas penyimpanan aset dari salah satu PT yang pailit dan sekarang dikuasakan kepada kurator Lumbang Tobing cs," ujarnya, Jumat (26/7/2019).

Selain itu, dari pengamatan Kompas.com, tampak pemberitahuan yang ditempel di depan kaca bus bertuliskan:

"Budel Pailit PT. Putera Adi Karyajaya (Dalam Pailit) sesuai putusan perkara no.21/PDT.SUS-Pailit/2018/PN. Niaga.jkt.pst, tertanggal 20 September 2018 dalam pengawasan kurator dan pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat".

Adi menjelaskan, PT ADi Teknik Ecopindo tersebut tidak memang perlu melakukan proses perizinan, lantaran pemilik lahan merupakan bagian relasi dari kurator tersebut.

Bus-bus itu disimpan di kawasan tersebut sebagai aset. Namun, kondisinya tak terawat dan berkarat.

"Surat yang disampaikan kepada kami, mereka ini tidak perlu melakukan proses perizinan. Hanya sebagai tempat penyimpanan barang-barang atau aset sebuah perusahaan yang dinyatakan pailit dan kebetulan pemilik lahan ini merupakan relasi dari kurator tersebut," ujarnya.

Adi mengatakan, ratusan bus didatangkan secara bertahap sejak 2018. Rata-rata kondisi mesin masih bagus. Namun, kondisi bodi bus sudah berkarat dan rusak.

"Pada saat itu (2018) jumlah bus hanya 104 unit kemudian saat ini sudah mencapai sekitar 300 lebih. Sementara untuk kondisi busnya rata-rata masih ada mesin yang hidup tetapi dalam kondisi bodi rusak," terangnya.

Seperti diketahui, ratusan bus berlabel Transjakarta terbengkalai di dua lokasi, yaitu Bogor dan Ciputat.

Keberadaan 300 bus Transjakarta di Bogor membuat warga sekitar resah. Warga pun segera melapor ke pihak kecamatan untuk menyelidikinya.

Adi membenarkan adanya laporan terkait keberadaan bus-bus tersebut dan segera ditindaklanjuti. Saat mendatangi kawasan tersebut, Adi hanya bertemu dengan penjaga lahan.

"Awalnya ramai laporan lalu kami mengirim surat kepada pemilik terkait keberadaan bus. Untuk Saat ini dikuasakan kepada kurator Lumban Tobing," ujarnya.

Keberadaan bus berlabel Transjakarta ternyata menjadi sorotan pihak Transjakarta.

Kepala Humas Transjakarta Wibowo menjelaskan, ratusan bus yang terbengkalai di Bogor dan Ciputata bukan milik mereka.

"Itu bukan milik Transjakarta. Bukan TransJakarta, sudah dipastikan. Saya enggak tahu milik siapa yang pasti itu bukan milik Transjakarta," ujar Bowo saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).

Hingga saat ini, bus yang sedianya menghiasi jalann Ibu Kota Jakarta, hanya jadi penghias lahan kosong dan menunggu dimakan waktu.

Sumber: KOMPAS.com (Walda Marison, Afdhalul Ikhsan)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/29/08470001/teka-teki-mangkraknya-300-bus-transjakarta-milik-perusahaan-pailit-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke