Salin Artikel

Kisah Isye yang Tertular HIV dari Suami, Ingin Banting Kaca hingga Bangkit lewat Sepak Bola

Selama 14 tahun dia menjalani hidup sebagai ODHA dan pada tahun 2019, Isye terpilih sebagai satu-satunya wanita dalam tim nasional Homeless World Cup ( HWC) 2019.

Isye bersama tim akan mewakili Indonesia untuk berlaga di Cardiff City, Inggris, pada 27 Juli-3 Agustus 2019.

Berikut 7 fakta tentang Isye, penyintas HIV AIDS yang berhasil berangkat ke Inggris untuk ikut turnamen sepak bola:

Suami Isye meninggal pada 2011.

Badan Isye sempat kurus kering jingga membuatnya enggan melihat kaca. Ia mengaku kalau melihat kaca, ia ingin membanting kaca tersebut.

Puncaknya, saat ia mengalami diare akut dan kandidiasis oral selama tiga pekan. Berat badannya turun 23 kilogram dari 50 kilogram menjadi 27 kilogram.

Saat-saat terberat ini dilaluinya bersama keluarga, terutama anaknya yang saat itu masih berusia 5 tahun.

 

Anak terbesarnya inilah yang merawat Isye dan rajin mmeberinya obat.

Semakin besar, anaknya pula yang mengingatkan Isye untuk meminum ARV dan cek rutin ke dokter.

“Dia yang tahu saya saat ngedrop. Dia yang selalu memberikan obat. Dia yang menjadi motivasi saya untuk bertahan sampai sekarang. Dia pernah berkata, Bunda harus bisa melihat kakak sampai dewasa, kuliah,” ungkap Isye, dengan mata berkaca-kaca.

 

Menurutnya, pada awal divonis HIV, kerap ada kalimat, “Gara-gara kamu (suaminya), saya jadi seperti ini”.

Namun, semakin lama, ia melihat rasa dendam terhadap suami tidak akan menyelesaikan masalah. Selain itu, rasa minder yang menderanya pun tidak akan mengubah status HIV positifnya.

“Orang tahu saya tertular dari suami. Tapi, suka ada orang yang berkarta, kamu dulunya nakal sih dan lain-lain,” ucap dia.

 

Meski stigma kerap menghampiri perjalanan hidupnya, ia bertekad menjalani hidup dengan bekerja dan mengurus keluarga.

Saat ini, anak pertamanya sudah menginjak semester III di salah satu perguruan tinggi di Bandung dan anak keduanya baru masuk SD.

“Mereka negatif (HIV),” tutur dia.

 

Suami kedua meninggal pada tahun 2018.

“Sekarang saya single parent. Tidak mudah, tapi saya dan anak-anak menjalaninya dengan baik,” ucap dia.

Selain mengurus anak-anaknya, isye juga aktif di Rumah Rumah Cemara dan bekerja di Female Plus sebagai pendukung sebaya. Dari pekerjaannya di LSM inilah, ia bisa menghidupi keluarganya.

 

Isye bersama tim akan mewakili Indonesia untuk berlaga di Cardiff City, Inggris, pada 27 Juli-3 Agustus 2019.

Perjuangan Isye untuk gabung di timnas HWC 2019 tidak diperoleh dengan mudah. Ia memulainya pada 2013 saat menjuarai pertandingan sepak bola tingkat Jabar.

Isye akan diberangkatkan dengan tim HWC lain pada 2014 tetapi batal.

Tak mau menyerah, ia kemudian ikut seleksi pada 2019 dan menjadi peserta perempuan satu-satunya.

Isye dinyatakan lolos dan akan segera bertolak ke Inggris untuk mengikuti pertandingan.

 

Selama seleksi dan latihan, Isye mengaku tidak pernah canggung walau semua anggota tim lainnya laki-laki. Ia tetap latihan serius mengocek bola dan berperan maksimal sebagai pemain depan.

Dalam HWC ini, Isye mengangkat isu perempuan HIV positif bahwa mereka tetap bisa berkarya.

“Jangan menyerah sehingga dipandang sebelah mata. Kita bisa bangkit sama seperti laki-laki,” kata dia.

Sumber : KOMPAS.com (Reni Susanti)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/26/07200821/kisah-isye-yang-tertular-hiv-dari-suami-ingin-banting-kaca-hingga-bangkit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke