Salin Artikel

Produk Halal Lokal Dinilai Belum Merajai Pasar Dalam Negeri

Namun, saat ini Indonesia masih menjadi pasar bagi produk halal luar negeri bukan produk sendiri.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Fadjar Majardi mengatakan berdasarkan Global Islamic Report 2018/2019, Indonesia masih menduduki rangking ke-10, dengan skor yang jauh tertinggal dari negara tetangga, yakni Malaysia yang menduduki rangking pertama.

Hal ini menjadi tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi produk halal dari produksi dalam negeri, dan bahkan terus dikembangkan untuk memanfaatkan pasar di luar negeri.

"Oleh karena itu, ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia harus terus dikembangkan dan dijadikan peluang sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru," kata Fadjar ditemui di Dataran Engku Putri, Sabtu (20/7/2019).

Fadjar mengatakan BI memandang bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan syariah merupakan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.

Visinya adalah menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia yang ditopang oleh tiga pilar utama dalam pencapaiannya.

Di antaranya, pemberdayaan ekonomi syariah melalui penguatan halal value chain, pendalaman pasar keuangan syariah melalui pengembangan instrumen keuangan syariah dan infrastruktur keuangan serta penguatan riset dan edukasi ekonomi syariah.

"Pengembangan berdasarkan pilar-pilar tersebut dilaksanakan di pusat dan di daerah, yang salah satu kegiatannya adalah kampanye ekonomi keuangan syariah secara komprehensif melalui festival," jelasnya.

Lebih jauh Fadjar mengatakan, diawali dari kegiatan festival di tingkat provinsi, kemudian di tingkat wilayah, yang untuk wilayah Sumatera akan dilaksanakan di Palembang pada 3-5 Agustus 2019 mendatang, diharapkan berujung di Indonesia Syariah Economic Festival yang akan digelar akhir tahun yang rencananya akan dilaksanakan di Jakarta.

"Sejak tahun 2017, Kantor Perwakilan BI Kepri telah rutin mengadakan kegiatan Road To Fesyar, yaitu Festival Ekonomi Syariah di Kepri pada tahun 2019, dan kegiatan Road To Fesyar yang dilakukan hari ini hingga besok, Minggu (21/7/2019)," jelasnya.

Kegiatan ini merupakan event ekonomi dan keuangan syariah yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan berbagai segmen masyarakat terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kepri.

Sebagaimana layaknya sebuah festival, terdapat banyak kegiatan yang dilaksanakan di Syahfest 2019, antara lain Exhibition Halal Bazaar, Needs Matching, Sharia Economic Forum, perlombaan dan Special Event.

Exhibition Halal Bazaar merupakan pameran gelaran produk dan jasa halal berbagai komoditas seperti food, fashion tourism dan integrated farming serta produk industri jasa keuangan.

Sedangkan Needs Matching merupakan upaya mempertemukan beragam kepentingan terkait bisnis (Bussiness Matching, antara pelaku UMKM dengan calon pembeli) serta kegiatan amal di era digital.

Pada kesempatan tersebut dilaksanakan pertemuan antara 27 Wirausaha Binaan Bank Indonesia (WUBI) dengan 12 potensial buyers dari Johor dan Singapura yang bersinergi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura.

Selain itu, akan dilakukan needs matching dengan pemberi sedekah dengan Masjid yang memerlukan donasi melalui launching QR Amal, yaitu QR code untuk mempermudah sedekah secara digital.

"Melalui QR Amal ini masyarakat dapat menyampaikan donasi kepada Masjid yang telah bekerja sama melalui ponsel pintar," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/21/10023681/produk-halal-lokal-dinilai-belum-merajai-pasar-dalam-negeri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke