Salin Artikel

Istri Bacok Suami di Sukabumi Alami Sindrom "Baby Blues"

SUKABUMI, KOMPAS.com - Am (43) seorang istri yang menganiaya suaminya sendiri, Maman (47) mengalami depresi berat yang disebabkan baby blues syndrome atau sindrom pascamelahirkan.

Warga Kampung Ciherang RT 010 RW 009 Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang itu sempat diperiksa dokter spesialis jiwa, Yoli Subhar di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Senin (15/7/2019).

"Hasil pemeriksaan pasien tidak ditemukan adanya gangguan kejiwaan, namun mengalami depresi berat," kata Humas RSUD Sekarwangi Ramdansyah dalam pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Selasa (16/7/2019) kemarin petang.

Dia menuturkan penyebab depresi berat yang dialami pasien Am salah satunya baby blues syndrome atau sindrom pascamelahirkan. Terlebih lagi pasien ini baru dua bulan melahirkan anak ketiganya.

Menurut dia pemicu baby blues syndrome itu banyak, selain kelelahan. Bisa juga dipicu ketika pasien mendengar omongan yang membuatnya tidak nyaman dan merasa tertekan.

Ungkapan-ungkapan perkataan tidak nyaman Itu bisa berasal dari suami, keluarga atau tetangga.

"Misalnya ada tetangga ngomong ada anak masih kecil sudah punya anak lagi, kondisi begini. Ini bisa juga sebagai pemicu baby blues syndrome," ujar dia.

"Bisa juga salah satunya yang dikatakan oleh pihak kepolisian (ajakan seksual suami) itu bisa jadi pemicu juga," sambungnya.

Ramdansyah mengatakan, baby blues syndrome ini bisa disembuhkan dengan terapi. Namun, untuk kasus pasien Am ini pihaknya belum melakukan terapi dan memberikan obat-obatan.

Karena, lanjut dia, status pasien Am masih dalam proses pemeriksaan pihak kepolisian. Kalau diberikan obat-obatan, dikhawatirkan dapat mengganggu proses penyelidikan dan penyidikan kepolisian.

"Nanti setelah selesai akan ada terapi lanjutan kepada pasien. Kalau segera diterapi, baby blues syndrome ini bisa disembuhkan," kata dia.

P2TP2A siap dampingi AM

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Yani Marwan mengatakan, pihaknya juga akan mendampingi Am.

Juga akan berkoordinasi bersama-sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Sukabumi.

"Kami P2TP2A siap mendampingi. Sama-sama mengawal perkara ini supaya tidak terjadi atau dialami lagi oleh ibu-ibu yang lain," kata Yani kepada Kompas.com selesai menghadiri Hari Kesatuan Gerak PKK  di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Selasa (16/7/2019) siang.

Dia menuturkan perempuan yang hamil dan pascamelahirkan itu kondisi psikologi labil. Makanya, seorang suami perlu memberikan dukungan terhadap istri yang sedang hamil hingga pascamelahirkan.

"Seorang suami harus mengerti banget apa yang dibutuhkan oleh istrinya," tutur istri Bupati Sukabumi Marwan Hamami itu.

Namun, dia menilai kasus yang dialami Am ini kasus langka. Karena biasanya bila ada yang mengalami baby blues syndrome tidak sampai seperti apa yang dilakukan Am terhadap suaminya.

"Mungkin ada background lain dari ibu itu. Bisa juga dipengaruhi kondisi ekonomi, kekecewaan yang muncul berlebihan juga bisa bertindak (kekerasan) seperti itu," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Maman (47), warga Sukabumi, Jawa Barat, mengalami sejumlah luka akibat dibacok istrinya, AM (43), Minggu (14/7/2019).

Warga Kampung Ciherang RT 10 RW 09 Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang itu mengalami luka bacokan kapak dan kini masih dirawat di RSUD Sekarwangi, Cibadak.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/17/18284581/istri-bacok-suami-di-sukabumi-alami-sindrom-baby-blues

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke