Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara Ali Yau yang dikonfirmasi Kompas.com dari Ambon membenarkan jika banyak warga di pesisir pantai di wilayah Labuha memilih mengungsi setelah gempa tersebut.
“Warga sudah mengungsi ke pegunungan dan dataran tinggi,” kata Ali, Minggu.
Ali menjelaskan, air laut di wilayah tersebut sempat mengalami pasang surut saat gempa tersebut terjadi.
Hal itu menyebabkan warga khawatir terjadi tsunami kemudian memilih meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mengungsi ke lokasi aman.
“Iya ada air laut surut dan setelah itu kembali naik setelah gempa terjadi,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Ali mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi detail mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Azis salah satu warga Labuha yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, warga memilih mengungsi ke lokasi aman karena takut terjadi tsunami.
"Tadi air laut tiba-tiba turun setelah itu air laut naik lagi jadi kita takut dan mengungsi,” katanya.
Gempa yang dirasakan getarannya hingga ke sejumlah wilayah di Maluku ini berada pada titik koordinat 0.59 Lintang Selatan dan 128.06 Bujur Barat atau berjarak 62 km Timur Laut Labuha, Maluku Utara.
Gempa tersebut berada pada kedalaman 10 mk di bawah permukaan laut.
https://regional.kompas.com/read/2019/07/14/18293331/khawatir-tsunami-pasca-gempa-maluku-warga-mengungsi-ke-pegunungan