Salin Artikel

Fakta di Balik Ombilin Sawahlunto Jadi Warisan Dunia UNESCO, Penambangan Dilarang hingga Menunggu 4 Tahun

KOMPAS.com - UNESCO telah menetapkan kawasan penambangan Ombilin di Sawahlunto menjadi warisan budaya dunia, pada hari Sabtu (6/7/2019).

Penetapan tersebut mengakhiri perjuangan panjang yang telah dirintis Pemerintah Daerah Sumatera Barat.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2019), mengatakan, segala bentuk operasi penambangan tersebut akan dilarang pasca-penetapan dari UNESCO.

Sebelulnya, Iwan menjelaskan, lokasi tambang batu bara yang dioperasikan PT Bukit Asam Ombilin.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Gubernur Irwan bersyukur akhirnya tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto, masuk warisan dunia.

"Kita bangga dan bersyukur, akhirnya tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto, ditetapkan sebagai warisan dunia," kata Irwan Prayitno yang dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2019).

Irwan menyebutkan, perjuangan tambang batu bara itu menjadi warisan dunia dimulai tahun 2015. Saat itu, Sawahlunto dimasukkan ke daftar sementara warisan budaya dunia.

"Sejak itu, proses pengumpulan data, penyusunan dokumen dan pengumpulan bahan lainnya dilakukan secara intensif yang melibatkan pakar dari dalam dan luar negeri," katanya.

Menurut Irwan Prayitno, masuknya Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto itu menambah daftar warisan busaya dunia yang dimiliki Indonesia, setelah Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996) dan Sistem Subak di Bali (2012).

"Kita berharap dengan adanya warisan budaya dunia ini, bisa mendongkrak pariwisata yang ada di Sumbar," katanya.

Irwan mengatakan, pihaknya pun akan menjadikan Kota Sawahlunto menjadi destinasi wisata di Sumatera Barat.

"Dampaknya tentu sangat besar. Ini akan kita jadikan sebagai destinasi baru bagi wisata di Sumatera Barat," jelasnya.

Gubernur Irwan melarang adanya aktivitas penambangan setelah Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

"Tidak boleh lagi ada aktivitas menambang di daerah warisan budaya dunia itu. Ini salah satu poin penting dari penetapan tersebut," katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/7/2019).

Irwan mengatakan, sebelum ditetapkan menjadi warisan dunia, daerah tersebut dulunya adalah lokasi tambang batu bara yang dioperasikan PT Bukit Asam Ombilin.

"Namun tambang milik PT BA ini sudah lama tidak beroperasi lagi. Yang kita takutkan masih adanya penambang-penambang liar," kata Irwan.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulvian, memprediksi, kunjungan wisatawan di Ombilin akan meningkat. Tak hanya wisatawan, tetapi juga dari kalangan ilmuan atau pendidikan yang ingin belajar atau melakukan penelitian.

Dirinya pun memasang target kunjungan wisatawan ke Sumbar pada 2019 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah 57.087 orang untuk wisatawan mancanegara dan 8.476.724 orang wisatawan nusantara.

"Dengan adanya penetapan itu, saya yakin target tersebut bisa terealisasi," tegasnya.

Menurut Oni, dengan ditetapkannya Ombilin, Sawahlunto, sebagai warisan budaya dunia, maka dibutuhkan peningkatan infrastruktur seperti hotel, restoran dan lainnya.

"Selain itu perlu peningkatan penerimaan masyarakat terhadap wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, karena akan banyak wisatawan yang datang," jelasnya.

Sumber: KOMPAS.com (Perdana Putra)

https://regional.kompas.com/read/2019/07/09/07340081/fakta-di-balik-ombilin-sawahlunto-jadi-warisan-dunia-unesco-penambangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke