Salin Artikel

Setelah 32 Tahun, Jalur Klasik Pendakian Raja Brawijaya ke Puncak Gunung Lawu Kembali Dibuka

Koordinator karang taruna Singo Langu, Nuryanto mengatakan jika jalur dari sisi timur Gunung Lawu merupakan jalur klasik yang dipercaya sebagai jalur Raja Brawijaya saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu.

"Jalur ini sudah ada sejak jaman dahulu, tapi sempat vakum setelah ada belasan pendaki yang tersesat di Puncak Lawu tahun 1987 lalu,” kata Nuryanto kepada Kompas.com, di pos pendakian Singo Langu, Senin (23/6/2019).

Upaya membuka kembali jalur pendakian dari sisi timur Gunung Lawu dilakukan sejak Oktober tahun 2018 lalu.

Sebanyak 40 pemuda dari Desa Singo Langu melakukan pendakian serta kembali membersihkan jalan setapak yang mulai tertutup semak.

"Pada 5 Mei kemarin, jalur klasik Singo Langu diresmikan dengan melakukan pendakian massal. Ada 300 pedaki melakukan pendakian dari jalur sini,” jelasnya.

Jalur klasik Singo Langu menurut Nuryanto menyuguhkan pemandangan yang lebih indah karena pendaki bisa langsung memandang keindahan Telaga Sarangan dan hamparan Kota Magetan di sisi timur.

Selain itu pendaki juga bisa langsung menikmati sunrise karena jalur pendakian langsung menghadap ke timur.

Sejumah pendaki juga bisa melihat beberapa petilasan sepert batu lapak yang dipercaya sebaga petilasan Raja Brawijaya, serta ada beberapa peninggalan Belanda yang berkaitan dengan jalur pendakian di Singo Langu.

"Dari pos 1 kita disuguhi camping ground dengan hutan yang masih alami. Setelah itu di pos 2 ada batu lapak. Kita juga akan disuguhi sunrise yang indah,” ucap Nuryanto.

Pendaki yang melakukan pendakian di jalur klasik Pos Singo Langu juga akan mendapat welcome drink susu segar untuk mengenalkan jika Singo Langu memiliki potensi lain.

“Pendaki dari Singo Langu juga bisa melakuakn wisata agro dengan terjun langsung ke lahan pertanian,” kata Nuryanto.

Sejak dibuka satu bulan lalu, lebih dari 1.000 pendaki telah melakukan pendakian melalui jalur klasik Singo Langu.

Salah satu pendaki asal Magetan, Aji mengatakan jika jalur Singo Langu menjanjikann keindahan di pagi hari, karena pendaki langsung menikmati hamparan keindahan kawasan Magetan saat matahari mulai terbit.

"Kalau cuaca cerah kita bisa menikmati sunrise lengkap dengan pemandangan hamparan Kota Magetan termasuk Telaga Sarangan bisa terlihat,” katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/25/11485181/setelah-32-tahun-jalur-klasik-pendakian-raja-brawijaya-ke-puncak-gunung-lawu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke