Salin Artikel

Ini Alasan Subsidi Angkutan Darat ke Kertajati Hanya untuk Bandung

Namun subsidi hanya diberlakukan untuk moda transportasi darat dari Bandung. Seperti Damri yang menggratiskan perjalanan Bandung-Kertajati setiap dua jam selama sebulan.

Tetapi, jika penumpang membeludak, Damri akan memberangkatkan penumpang setiap 1 jam, dengan tarif 50 persen di angka Rp 35.000-37.500.

“(Kenapa hanya Bandung), karena tidak semua (penumpang) Husein dari Bandung. Traffic di Husein itu dari Bandung dan sekitarnya,” ujar Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Bandung, Senin (24/6/2019).

Awaluddin menjelaskan, sebanyak 60 persen penumpang Husein berasal dari Bandung dan sisanya luar Bandung.

Jika penerbangan Husein tahun lalu mencapai 4 juta, itu artinya ada 1,4 juta penumpang berasal dari luar Bandung. Ada yang dari Tasik, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Garut, dan lainnya.

“Kalau dekat, tidak wajar disubsidi. Mereka malah berterima kasih karena jadi dekat,” tuturnya

Menurut dia, yang perlu dipertimbangkan adalah 60 persen penumpang dari Bandung ini. Saat ini, yang banyak diperbincangkan adalah akses menuju Kertajati. Sebab Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) belum selesai.

Untuk itu, subsidi yang paling memungkinkan untuk kondisi sekarang adalah membebaskan biaya darat. Subsidi tersebut bisa ditanggung bersama oleh Pemprov Jabar, PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), AP II, Damri, dan lainnya.

“Jika kita bersama-sama memutuskan untuk pindah, berarti juga bersama-sama bisa untuk mempetahankan keberlangsungan operasional dan trasportasi udara dari Kertajati,” ungkapnya.

Seperti diketahui, perjalanan dari Bandung menuju Kertajati membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam. Namun dengan Tol Cisumdawu, perjalanan diperkirakan hanya 45 menit. Tol Cisumdawu sendiri ditargetkan selesai akhir 2020.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/24/13071181/ini-alasan-subsidi-angkutan-darat-ke-kertajati-hanya-untuk-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke