Salin Artikel

Jam Tangan dan Kemeja Jadi Hadiah Terakhir untuk Ayah...

Maslan Malau (55), ayah korban, menceritakan, ia masih ingat jelas dan terkenang sikap putrinya sebelum meninggalkan mereka. Anak kedua dari enam bersaudara itu sempat membelikan jam tangan dan kemeja buatnya.

"Mulanya dia tanya apakah saya suka pakai jam tangan dan saya jawab suka. Dan tanpa saya minta, tiba-tiba saja dia sudah membelikannya buat saya," ujar Maslan yang diceritakan kembali lewat paman korban, Zulfadli Tambunan, kepada Kompas.com, Senin (17/6/2019).

Kecintaan Santi kepada keluarga juga tinggi. Seperti saat Ramadhan beberapa waktu lalu, Santi sempat mengajak keluarga besarnya berkumpul dan berbuka puasa bersama di sebuah tempat wisata yang dekat dengan lokasi kerjanya di Pandan, Tapteng.

Mengenai firasat, kata Zulfadli, ayah korban juga sempat merasakan hal yang tidak biasa.

Sehari sebelum mendapat kabar kematian korban, Maslan merasakan sangat gelisah. Namun, kegelisahan itu tidak terlalu dipedulikannya.

"Bahkan, dari malam sehari sebelum kejadian hingga keesokan hari, rasa gelisah itu semakin kuat. Tidak seperti biasanya. Namun, tetap dibawa beraktivitas seperti biasa. Kebetulan ayah almarhum pedagang dan membuka toko grosir di rumahnya," kata Zulfadli.

Kabar duka datang dari teman sekerja Santi yang memberi tahu lewat telepon bahwa korban terjatuh di kamar mandi kosnya.

"Dan mungkin itulah yang menjadi tanda kegelisahan ayah almarhum rupanya," katanya.

Sang ibu, Murniati Lubis, juga masih tidak percaya putrinya meninggal dengan cara tidak wajar.

Sehari sebelum kejadian, anak keduanya itu masih sempat meneleponnya dan minta tolong menyetrikakan pakaian.

Pakaian itu akan digunakan untuk mengunjungi pesta pernikahan teman satu indekosnya di Kota Padangsidempuan.

"Almarhum kos bersama satu rekan sekerjanya dan kebetulan temannya tidak berada di kos karena mau menikah. Almarhum juga berencana mau menghadiri acara pernikahannya," kata Zulfadli menirukan ucapan ibu Santi.

Kamis malam, satu hari sebelum ditemukan tewas, korban masih sempat mengikuti acara halalbilhalal bersama teman sekantornya. Malamnya, korban pulang ke kos seorang diri. Ia sempat mengajak satu orang teman untuk tidur di kosnya. Namun, temannya itu tak jadi menemani.

"Itu pengakuan langsung dari teman kerja almarhum kepada pihak keluarga waktu datang melayat kemarin," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Santi Devi Malau, karyawati Bank Mandiri Syariah di Tapanuli Tengah, ditemukan tewas di dalam kamar indekosnya di Lingkungan I, Kelurahan Pandan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapteng, Jumat (14/6/2019) pagi.

Kapolres Tapteng melalui Kasat Reskrim AKP Dodi Nainggolan mengatakan, dari hasil visum ditemukan bekas cekikan di leher serta bekas ikatan tali di pergelangan korban. Diduga Santi merupakan korban pembunuhan.

"Setelah dilakukan visum, hasilnya ditemukan bekas cekikan di leher korban, ada bekas luka cakaran di wajah korban, dan di pergelangan tangan korban juga ada bekas ikatan tali," ujar Dodi kepada Antara, Jumat.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/17/23445361/jam-tangan-dan-kemeja-jadi-hadiah-terakhir-untuk-ayah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke