Salin Artikel

5 Fakta Nelayan Dimutilasi, Pamit Cari Ikan hingga Warga Bongkar Rawa Eceng Gondok

KOMPAS.com - Istri Karoman (40), Mardiah, hanya bisa menangis saat melihat suaminya pulang dalam keadaan tak bernyawa dan tak lagi utuh.

Karoman, warga Dusun 2 RT 003 Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ditemukan tewas dimutilasi, pada Kamis (6/6/2019).

Paman korban, Syarifudin (52) mengatakan, Karoman ditemukan tewas dengan kondisi kedua tangan dan kepala hilang sekitar pukul 10.00 di Sungai Matang Kedepir, Kecamatan Sungai Pinang.

Polisi setempat pun segera melakukan penyelidikan kasus tersebut. Hingga saat ini, sejumlah saksi telah diperiksa.

Warga dan aparat kepolisian juga melakukan pencarian anggota tubuh Karoman yang hilang.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Paman korban, Syarifudin (52) mengatakan, Karoman ditemukan tewas dengan kondisi kedua tangan dan kepala hilang sekitar pukul 10.00 di Sungai Matang Kedepir, Kecamatan Sungai Pinang.

"Sempat dicari sampai malam tadi, tapi tidak ketemu (kedua tangan dan kaki korban)," kata Syarifudin.

Ia mengatakan, Karoman sebelumnya sempat pamit pada Rabu (5/6/2019) untuk pergi mencari ikan.

Namun, sampai tengah malam ia tak kunjung pulang. Para keluarga akhirnya memutuskan untuk mencari Karoman hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tewas tertimbun lumpur di lokasi kejadian.

"Di kaki sebelah kanannya ada tanda lahir. Kami yakin itu Karoman," ujar dia.

Kanitreskri Polsek Tanjung Raja, Iptu Herman, membenarkan kasus dugaan mutilasi tersebut.

Herman mengatakan, Karoman ditemukan oleh warga yang sengaja mencari. Sebab, sejak semalam Karoman tidak pulang.

"Jasad Karoman ditemukan di Simpang Kohar tak jauh dari tempat jualan kelapa muda," ujar dia.

Seperti diketahui, Karoman pamit untuk mencari ikan di sungai tak jauh dari rumahnya. Namun, setelah semalaman tak pulang, Karoman akhirnya ditemukan tak lagi bernyawa. 

Kapolres Ogan Ilir AKBP Gazali Ahmad yang datang ke lokasi hari ini Jumat (7/6/2019) mengatakan, sejauh ini sudah 7 orang yang dimintai keterangan terkait kejadian itu.

Dari ketujuh orang itu, 2 di antaranya dilakukan pemeriksaan secara instensif. Namun, Gazali menolak menjelaskan secara detil hasil pemeriksaan dengan alasan masih didalami.

Gazali juga menolak menjawab apakah dari ke tujuh orang yang diperiksa ada orang dicurigai sebagai pelaku.

“Semua masih didalami,” kata dia.

Sejumlah warga Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (9/6/2019) masuk ke dalam sungai kecil di lokasi tempat penemuan jasad Karoman (40), pria yang tewas diduga akibat dibunuh dan dimutilasi Kamis (6/6/2019) malam lalu.

Belasan warga itu bermaksud mencari potongan tubuh Karoman, yang hingga hari keempat ini belum ditemukan.

Dengan perlahan warga membongkar tanaman eceng gondok yang memenuhi pinggiran sungai. Namun, hingga pukul 01.15 WIB, potongan tubuh yang dicari belum juga ditemukan.

Rozak Marzuki, warga setempat mengatakan, pencarian hari ini dimulai sejak pukul 09.00 pagi. Belasan warga mencari secara bergantian.

"Mulai jam sembilan pagi, namun sampai sekarang belum ditemukan padahal warga sudah membongkar tanaman eceng gondok yang ada di sekitar lokasi penemuan jasad Karoman," kata Rozak.

Mardiah, istri korban, harus menerima kenyataan pahit. Suaminya yang menjadi tulang punggung keluarga harus meninggal dengan cara mengenaskan.

Dirinya beserta kelima anaknya, tinggal di Dusun 2, Desa Pinang Mas. Rumah Karoman berukuran kecil dan terletak tepat di tepi sungai.

Di sungai itulah setiap malam Karoman mencari ikan menggunakan perahu. Karoman mencari ikan dengan cara menombak ikan menggunakan tombak bambu.

Kematian Karoman pun membuat Mardiah kaget. Dirinya mengaku suaminya itu tidak punya musuh.

“Suami saya itu tidak punya musuh, setiap malam pekerjaan mencari ikan, saya heran ada yang begitu kejam pada suami saya,” ujar dia.

Sumber: KOMPAS.com (Amriza Nursatria, Aji YK Putra)

https://regional.kompas.com/read/2019/06/08/15550581/5-fakta-nelayan-dimutilasi-pamit-cari-ikan-hingga-warga-bongkar-rawa-eceng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke