Salin Artikel

Fakta Ratusan Warga Kapuas Keracunan Makanan Usai Buka Puasa, RS Kewalahan hingga Biaya Ditanggung Pemkab

KOMPAS.com - Ratusan warga keracunan makanan usai mengikuti acara buka bersama di Masjid Nurul Istiqamah Handel Simpang Ayai, Pulau Petak, Kapuas, Kalimantan Tengah, pada hari Kamis (23/5/2019).

Untuk sementara, jumlah korban keracunan makanan mencapai 230 orang. Mereka dirawat di Rumah Sakit dr Soemarno, Kuala Kapuas, Sabtu (25/5/2019).

Sementara itu, Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat mengatakan, perawatan pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) ini akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.

Baca fakta selengkapnya berikut ini:

Sejak Sabtu dini hari, satu per satu korban yang diduga keracunan makanan saat acara Safari Ramadhan berbuka puasa bersama Jumat (24/4/2019).

Direktur RSUD dr Soemarno, dr Agus Waluyo, mengatakan, hingga saat ini 230 warga Kecamatan Pulau Petak sudah ditangani oleh tim medis di rumah sakit.

“Bahkan, sempat ada korban yang harus mendapatkan pertolongan serius, yang dimasukkan ke ruangan intensive care unit, untuk mendapatkan pertolongan serius dari tim medis,” kata Agus saat diwawancarai di rumah sakit, Sabtu.

Pihak RSUD dr Sumarno sempat kewalahan saat menerima korban yang jumlahnya cukup banyak. Beberapa korban dugaan keracunan ini bahkan terpaksa dirawat di tenda dan di lorong rumah sakit.

Tim medis masih terus melakukan upaya untuk menyelematkan ratusan korban dugaan keracunan makanan tersebut, walau dengan kondisi pendukung ruang perawatan medis seadanya.

“Saat ini pihak rumah sakit masih menjemput sedikitnya 25 korban lagi, yang akan dibawa ke rumah sakit, agar mendapatkan pertolongan secepatnya," kata Agus

Saat ini polisi masih mencari tahu penyebab pasti dugaan keracunan yang dialami oleh ratusan warga tersebut.

Sementara, makanan yang disuguhkan saat acara buka puasa bersama, hanya nasi kotak dengan lauk telur sambal.

Menurut dr Agus Waluyo dari RSUD dr Sumarno, semua korban yang masuk dan dirawat dirumah sakit hingga saat ini mengalami keluhan yang sama, mual, muntah dan pusing.

“Sempat ada satu kasus dari korban yang sempat hampir terjadi syok, untung dan alhamdulillah, setelah ditangani tim medis, sehingga sekarang kondisinya perlahan semakin membaik," kata Agus, saat diwawancarai di rumah sakit, Jumat (25/5/2019).

Pihak rumah sakit sempat kewalahan saat menerima korban yang jumlahnya cukup banyak, bahkan beberapa korban dugaan keracunan ini terpaksa dirawat di tenda dan dilorong rumah sakit.

Tim medis masih terus melakukan upaya untuk menyelematkan ratusan korban dugaan keracunan makanan tersebut, walau dengan kondisi pendukung ruang perawatan medis seadanya.

Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat mengatakan, perawatan pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) ini akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.

"Pokoknya semua biaya rumah sakit ditanggung oleh pemerintah daerah, termasuk yang menunggu di rumah sakit untuk berbuka puasa atau yang tidak berpuasa. Dan ini akan kami siapkan makanan mulai hari ini," kaya Ben saat menjenguk dan melihat langsung kondisi korban di RSUD Kapuas.

Dia menambahkan, dalam kejadian ini, dirinya bersama Dandim 1011/Kuala Kapuas, serta jajaran lainnya juga turut serta mengalami keracunan massal pada saat itu.

"Saya dengar Pak Dandim juga kena. Tadi malam safari Ramadhan kita ke sana dan saya sempat buang air besar (BAB) sudah tiga kali usai kegiatan safari Ramadhan, karena pada saat itu saya ada ikut makan, tetapi masih bisa saya tahan dan agak kuat sedikitlah," ungkap Ben.

Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik, Kurnia Tarigan)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/27/11000081/fakta-ratusan-warga-kapuas-keracunan-makanan-usai-buka-puasa-rs-kewalahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke