Salin Artikel

Banjir Bandang Hanyutkan Satu Pesantren saat Santri Berbuka Puasa

Pimpinan ponpes Raudhatul Muhajirin, Kyai Zainal Asikin mengatakan, air tiba-tiba datang bergemuruh dan menerjang bangunan asrama yang berjarak sekitar 20 meter dari tepi sungai Cibeurih.

"Kejadiannya sangat cepat, air datang sekali tapi sangat besar, menggulung seperti tsunami," kata Kiai Zainal kepada Kompas.com, Kamis (23/5/2019).

Para santri yang tengah berbuka puasa di masing-masing kobong asrama langsung menyelamatkan diri, berlarian ke arah mushala yang berada di tempat lebih tinggi.

Tidak lama berselang, kata Zainal, bangunan asrama roboh, dan puing-puingnya hanyut tersapu aliran air yang perlahan surut. Tidak banyak yang tersisa, kecuali atap asrama saja yang sebagian kerangkanya terbuat dari bahan seng.

Beruntung, santri yang berjumlah 30 orang, semuanya selamat, meski tidak sempat menyelamatkan barang-barang pribadi dan milik pesantren.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi bekas asrama pesantren, masih bisa ditemukan barang-barang milik santri yang berserakkan di bekas luapan sungai, seperti sajadah, buku-buku hadist, peralatan makan hingga Al Quran.

Peristiwa banjir bandang di Kabupaten Lebak menerjang empat kecamatan, antara lain Muncang, Sajira, Cimarga dan Leuwidamar. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, banjir merendam setidaknya 209 unit rumah, 56 di antaranya rusak dan hanyut.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat mengunjungi lokasi banjir bandang mengatakan, peristiwa ini adalah yang paling parah terjadi di Kabupaten Lebak dalam 53 tahun terkahir.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/23/20434341/banjir-bandang-hanyutkan-satu-pesantren-saat-santri-berbuka-puasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke