Salin Artikel

7 Fakta Sapi Terjangkit Antraks, Pertama Kali di Gunungkidul hingga Cara Penularan ke Manusia

KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menyatakan lima ekor sapi yang mati mendadak di Desa Bejiharjo, positif terjangkit antraks.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Bambang Wisnu Broto dan jajarannya segera melakukan antisipasi penyebaran virus tersebut dengan memeriksa tiga warga .

Diduga ketiga warga tersebuut bersentuhan dengan sapi yang positif antraks.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Bambang Wisnu Broto menyampaikan, pihaknya mendapatkan laporan mengenai adanya sapi yang mati mendadak di wilayah Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, pada Rabu (8/5/2019).

Pihaknya langsung melakukan pengecekan di lokasi dan mengambil sampel tanah. Lalu sampelnya di kirim ke Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates Yogyakarta.

"Kami kirim ke laboratorium balai veteriner ternyata postif spora antraks," katanya saat ditemui di kantornya Rabu (22/5/2019).

Pihak Kementan sudah mengirim 2.500 dosis dalam 48 botol vaksin yang sudah disuntikkan kepada 90 sapi dan 249 kambing.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap hewan ternak yang tidak jauh dari lokasi.

"Tidak usah panik dan tenang saja. kami kemarin sudah melakukan antisipasi," katanya.

Kasi Keswan dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul drh Retno Widyastuti mengatakan, dari 5 hewan yang terjangkit antraks, diketahui 3 ekor hampir mati dan disembelih. Dua ekor lainnya lemas dan dikirim ke jagal hewan.

"Yang positif (antraks) sampel punya orang menyembelih dinyatakan positif, jagal tanahnya negatif. Untuk tanah di tiga yang lain masih dikirim (ke laboratorium) kemarin," ucapnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul besok memperketat distribusi keluar masuk hewan ternak di wilayah Desa Bejiharjo, Karangmojo.

Menurut Retno, kasus antraks di wilayah Gunungkidul tersebut baru pertama kali terjadi. Hal ini diduga karena Gunungkidul dikelilingi oleh wilayah endemik antraks.

Lalu lintas ternak terbuka, terjadi wabah penyakit antraks di ring road utara ke Pasar Ternak Siono dan Semanu.

"Belum pernah, terakhir di Kulon Progo 2017. Ini pertama kali muncul dan ini yang kita takutkan. Mudah-mudahan tidak menjalar dan bisa kita lokalisir satu RT saja (RT 3 grogol 4),"jelasnya.

Petugas kesehatan memeriksa tiga warga. Adapun rinciannya, dua orang dilakukan pemeriksaan awal, dan seorang harus diperiksa intensif dan sampelnya dikirim ke labratorium.

Tiga orang ini yang bersentuhan langsung dengan sapi yang mati terkena virus antraks di dusun Grogol 4, Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Menurut Wisnu Broto, perlu beberapa hari untuk mengetahui apakah warga tersebut terpapar antraks. Pemeriksaan dilakukan bersama tim medis dari dinas Kesehatan DIY.

"Kami lakukan pengambilan sampel untuk diperiksa apakah mengandung antrak atau tidak. Belum ada yang dipastikan terkena antraks," katanya saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Gunungkidul, Rabu (22/5/2019).

Wisnu Broto menjelaskan, penularan antraks ke manusia bisa dilakukan dengan kontak langsung sapi mati, kontak langsung selaput lendir misalnya bibir.

Bisa juga dengan mengkonsumsi daging yang mengandung antraks tidak dimasak dengan benar. Untuk gejala ringan hingga menyebabkan kematian.

"Awal biasanya timbul luka basah pada tubuh. Dibiarkan menyerang organ di dalam tubuh," ucapnya.

Pihaknya memerintahkan kepada puskesmas yang ada di Karangmojo untuk memeriksa setiap hari warga yang berada di lokasi endemik antraks.

"Kalau seseorang terjangkit antraks bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik. Hewan yang sakit juga harus diobati, biasanya gejala awal timbul luka-luka pada tubuh manusia dan kalau dibiarkan menyerang organ-organ di dalam tubuh,"ucapnya.

Pihaknya meminta warga untuk tidak panik terkait temuan sapi terkena antraks.

"Masyarakat tidak perlu heboh sudah dialokalisir," ucapnya.

Retno Widyastuti mengatakan, penyebaran spora antraks sangatlah mudah. Spora antraks tersebut berada di tanah penyebaran bisa melalui alas kaki yang menginjak tanah positif antraks, dan juga ban kendaraan yang melewati tanah-tanah positif.

"Maka itu dilakukan penyemprotan ke tanah-tanah dengan menggunakan formalin karena hanya formalin yang dapat membunuh spora-spora antraks. Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih, untuk selau mencuci tangan, kaki setelah dari bersinggungan dengan hewan ternak terutama di daerah Karangmojo," ucapnya.

Dijelaskannya, selain lima sapi. Ada juga kambing ketika timnya kemarin menemukan 2 kambing mati dan sudah dikubur.

Retno menjelaskan kejadian hewan terjangkit antraks baru pertama kali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, dan ada banyak kemungkinan antraks bisa terbawa masuk ke Gunungkidul.

Pihaknya akan melakukan penyemenan terhadap lokasi yang digunakan untuk menyembelih sapi. Sebab, spora antraks bisa bertahan selama 80 tahun.

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/23/16371721/7-fakta-sapi-terjangkit-antraks-pertama-kali-di-gunungkidul-hingga-cara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke