Salin Artikel

Kisah Korban Kebakaran Pasar Kosambi, Rugi Miliaran Rupiah hingga Tunggu Pasar Penampungan

Hingga kini, PD Pasar Kota Bandung tengah menghitung jumlah kios yang terbakar. Namun yang pasti, barang-barang pedagang tersebut tidak diasuransikan.

“Orangtua saya punya 4 meja, 1 kios, dan 1 gudang di Pasar Kosambi. Semuanya tidak diasuransikan. Bukan hanya orangtua saya, pedagang lain pun sama,” ujar salah satu pedagang, Lianda Rosmawati kepada Kompas.com di Pasar Kosambi Bandung, Selasa (21/5/2019).

Karena itu, orangtuanya mengalami kerugian yang sangat besar, mencapai Rp 500 juta. Apalagi ia dan orangtuanya baru menambah stok di kiosnya.

Sebab Ramadhan seperti sekarang, merupakan waktu yang tepat untuk pedagang bumbu mendapatkan keuntungan lebih.

Keuntungan Ramadhan melayang

Jika pada hari normal, penghasilannya Rp 4 juta-Rp 5 juta per hari. Maka saat Ramadhan, keuntungannya berkali lipat, mencapai Rp 30 juta-Rp 40 juta per hari. 

“Mau gimana lagi, sudah musibah. Seluruh pedagang di sini pastinya stres dan kaget, tapi harus kami ikhlaskan,” ucap Lianda.

Lianda mengaku baru kali ini pedagang bisa masuk ke dalam dan mengecek kondisi kiosnya. Saat mengecek, tak ada satu pun barang dagangan yang selamat, kecuali mesin giling bumbu.

Mesin itu pun harus dicek, apakah masih berfungsi baik atau tidak. Jika tidak, maka ia harus memperbaiki atau menggantinya dengan baru.

“Ada 5 mesin, masing-masing harganya Rp 25 juta. Kalau rusak, berarti kerugian bertambah,” ucapnya.

Hingga kini, Lianda masih menunggu keputusan tentang pasar penampungan sementara. Tadi pagi, ratusan pedagang yang rapat untuk menyatukan suara tentang usulan tempat.

Pihaknya sepakat untuk menggunakan area Baranang Siang yang berada di sebelah barat pasar untuk dijadikan pasar sementara.

Namun hal itu pun belum dibicarakan dengan PD Pasar. Perwakilan pedagang baru akan membicarakan hal tersebut besok Rabu (22/5/2019).

“Di Kosambi ada 1.050 kios,” ucapnya.

Untuk sementara, ia akan berjualan dari rumah dengan sistem COD. Para pelanggannya banyak yang tahu dengan kebakaran di Pasar Kosambi. Jadi mereka bersedia membeli dengan sistem COD hingga ada pasar sementara.

“Uang saya habis dibelikan barang semua kemarin,” ucapnya.

Ia berharap segera ada keputusan pasar penampungan sementara. Karena penghasilan Ramadan sangat tinggi dibanding hari biasa.

Jika biasanya ia mengantongi Rp 1,5 juta-Rp 2 juta saat weekday dan Rp 4 juta di weekend, pada Ramadhan ia bisa mengantongi Rp 20 juta per hari.

“Modal saya habis, tapi masih ada barang di rumah. Yang penting bisa segera jualan kembali,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pasar Kosambi, Septie Sahreza mengatakan, jumlah kerugian masih didata petugas. Jumlahnya tentu mencapai miliaran rupiah.

“Saya belum bisa pastikan berapa, karena pendataan masih berlangsung,” tuturnya.

Pihaknya saat ini tengah mengupayakan pasar penampuangan sementara. Kemungkinan di awal-awal akan menggunakan lahan pelataran Kosambi.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/22/12421841/kisah-korban-kebakaran-pasar-kosambi-rugi-miliaran-rupiah-hingga-tunggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke