Salin Artikel

Fakta di Balik Kebakaran Pasar Kosambi Bandung, 10 Jam Terbakar hingga 178 Lapak Hangus

KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda basement Pasar Kosambi di Kota Bandung melalap 178 lapak dan 35 kios milik pedagang.

Tebalnya asap membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan untuk memadamkan si jago merah.

Berdasar keterangan petugas, kebakaran terjadi pada hari Sabtu (17/5/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bandung merencanakan akan merelokasi para pedagang Pasar Kosambi pasca-kebakaran.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Titik api pertama kali ditemukan oleh sekuriti pasar saat sedang patroli. Sekuriti mendapat laporan dari petugas PHL Sampah bahwa kios kelapa yang terletak di semi basement terbakar.

Saat itu petugas sekuriti langsung melakukan pemadaman awal dengan menggunakan APAR sebanyak 20 tabung.

"Kebakaran dari jam 20.00 WIB, laporannya ke kami pukul 21.00 WIB," kata A Kurni, Kabid Pemadam Dinas Kebakaran Kota Bandung, saat dihubungi via telepon.

Sampai saat ini, petugas belum dapat mengetahui penyebab kebakaran itu. Pihaknya masih mengupayakan pemadaman, guna mengantisipasi api naik ke lantai di atasnya.

"Di atasnya itu terdapat toko baju, sampai jam 8 tadi pagi belum naik ke atas, kami masih lakukan penanganan," katanya.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, 178 lapak meja dan 35 kios hangus dilalap si jago merah.

"Lapak meja 178 yang terbakar dan 35 kios. Sampai saat ini masih dilakukan proses pemadaman. Lokasi yang terbakar ialah semi basement, bukan basement-nya," kata Kombes Pol Irman Sugema, Minggu dini hari.

Seperti diketahui, kebakaran melanda Pasar Kosambi, Kota Bandung, Sabtu (18/5/2019) malam hingga Minggu (19/5/2019) dini hari.

Kapolrestabes Bandung menambahkan, pihak Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung telah mengerahkan 15 unit kendaraan pancar ke lokasi kebakaran.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Rachmat Hidayat mengatakan barang yang ada di dalam pasar mudah terbakar.

"Barang-barang di dalam terbuat dari kayu, pedagangnya rata-rata berjualan sayur dan kelapa. Informasi juga kami peroleh bahwa ada kendaraan roda dua dan empat yang terjebak di bagian basement, tapi ada yang sudah dievakuasi keluar," katanya.

Kepolisian, Damkar, dan PD Pasar sudah berkoordinasi dan pihak PD Pasar mengkonfirmasi bahwa bagian basement masih aman dari kobaran api.

Petugas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung kesulitan menjangkau titik api di basement Pasar Kosambi.

Hal tersebut terjadi lantaran asap tebal dan panasnya suhu ruangan di basement tersebut.

"Asapnya tebal, perih ke mata, suhu udaranya juga panas, kita sulit jangkau titik api di tengah," kata A Kurnia via telepon, Minggu (19/6/2019).

Saking tebalnya asap yang keluar dari basement tersebut, petugas yang menggunakan breathing apparatus pun tidak dapat bertahan lama.

"Kalau masuk dengan breathing apparatus hanya bertahan 15 menit, itu juga agak jauh dari titik api," tuturnya.

"Kalau kita terus masuk ke dalam riskan juga. Apalagi kebakaran lebih dari 10 jam," imbuhnya.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengunjungi lokasi kebakaran di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Minggu (19/5/2019).

Oded memastikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mencari lokasi untuk tempat relokasi pedagang Pasar Kosambi.

"Kita padamkan dulu hari ini. Untuk relokasi kios, kita menunggu setelah pemadaman selesai," kata Oded dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (19/5/2019) pagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB), Kota Bandung Dadang Iriana mengungkapkan, sebanyak 71 petugas dan 20 unit mobil pemadam dikerahkan sejak Sabtu (18/5/2019) malam.

Dugaan sementara, api berasal dari basemen tempat berdagang makanan, sayur mayur, dan lainnya.

Sumber: KOMPAS.com (Putra Prima Perdana, Agie Permadi, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/20/12455091/fakta-di-balik-kebakaran-pasar-kosambi-bandung-10-jam-terbakar-hingga-178

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke