Salin Artikel

Korban Gempa Lombok Timur, Salat Tarawih di Tenda Darurat

Dari pantauan Kompas.com, beberapa rumah warga masih berdiri, namun kondisinya yang rapuh dan dindingnya yang retak membuat warga tidak berani masuk ke dalam rumah.

"Kami tidak berani masuk ke dalam rumah, takut ambruk. Lihat saja tembok-tembok itu sudah pecah. Tinggal didorong sedikit langsung ambruk" kata Bagjah, Ketua RT 03 Dusun Kebon Daye, Senin (13/5/2019).

Ia mengatakan, kondisi tempat ibadah tidak ada bedanya dengan rumah mereka. Musala di kampung mereka sudah retak dan hampir roboh, sehingga tidak bisa digunakan untuk melaksanakan ibadah sholat Tarawih di bulan Ramadhan ini.

"Mushola juga tidak berani kita pakai. Karena kondisinya parah, kita terpaksa Tarawih di tenda" jelas Bagjah.

Bagjah menjelaskan tenda darurat tersebut dibangun warga secara swadaya dari bantuan para donatur sebelum masuk bulan puasa.

Selain digunakan untuk salat Tarawih, tenda darurat tersebut juga digunakan Tadarus dan shalat Magrib, shalat Subuh dan salat Isya.

"Kalau Zuhur dan Asar tidak digunakan karena panas," jelasnya.

Untuk mengumandangkan adzan, mereka memanfatkan pengeras suara dari musala yang rusak.

Sejumlah warga yang datang ke musala untuk beribadah, menggelar sajadah di atas tanah yang dilapisi terpal.

Lalu mereka salat Tarawih berjemaah di tenda darurat berukuran 4 kali 6 meter yang dibangun dari sumpangan para donatur. Tenda darurat tersebut hanya bisa menampung satu saf jemaah laki-laki dan satu saf jemaah perempuan

Walaupun terbatas, masyarakat tetap khusyuk menjalankan ibadah salat Tarawih.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/13/20210111/korban-gempa-lombok-timur-salat-tarawih-di-tenda-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke