Salin Artikel

Tumpahan Batu Bara dari Tabrakan Dua Tongkang Kotori Pantai Sukabumi

Akibatnya, muatan batu bara dari kedua tongkang milik PT Kumala Putra Nusantara (KPN) dan PT Wasaka yang akan dikirim ke PLTU Palabuhanratu itu tumpah.

Dampaknya lautan hingga pesisir pantai di sekitar lokasi kotor dan diduga tercemar tumpahan batu bara.

Hingga Kamis (9/5/2019) tumpahan batu bara yang diperkirakan mencapai 10.000 ton sebagian masih terlihat di sepanjang pesisir pantai.

Bahkan, butiran-butiran batu bara sekepalan tangan orang dewasa itu terombang ambing ombak.

"Penyebab dua tongkang ini hingga terdampar ke pantai memang karena faktor cuaca," kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan-Palabuhanratu Fatah Yasin kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Kamis (9/5/2019).

Saat kejadian, info BMKG menyebutkan gelombang tinggi sekitar 5 hingga 7 meter dan arus cukup kencang di bawah.

"Kedua tongkang ini sedang di rest area menunggu masuk untuk bongkar muat. Lokasi rest area ini dari tepi pantai 2 mil hingga 3 mil," ujarnya.

Tumpahan batubara diduga cemari laut

Tumpahan batu bara di laut hingga pesisir Pantai Cipatuguran tersebut dikeluhkan sejumlah warga dan nelayan serta menjadi perhatian aktivis lingkungan.

Sebab, tumpahan batu bara itu diduga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan.

Selain itu, tumpahan ribuan matrik ton batu bara mengakibatkan pesisir pantai dan laut kotor. Bahkan diduga dapat mencemari perairan laut dan pesisir pantai.

"Sudah beberapa hari setelah batu bara tumpah di sini, tangkapan ikan menjadi terganggu. Selain itu pantai dan air laut menjadi kotor," ungkap seorang nelayan, Wahyu (45) kepada wartawan ditemui di pantai Batu Bintang, Cipatuguran, Kamis.

Aktivis Lingkar Hijau Palabuhanratu Asep Yadi Setiawan menjelaskan, tumpahan batu bara ini bukan saja hanya mengotori pesisir pantai. Melainkan, ada yang lebih bahaya dari tumpahnya batu bara di lautan.

"Ada bahaya lainnya ketika batu bara itu hilang dari pandangan mata. Saat digulung ombak batubara itu tergerus luluh menjadi partikel-partikel kecil," jelas Yadi saat peninjauan lapangan di Pantai Batu Bintang, Cipatuguran.

"Nah partikel-partikel terkecilnya itulah yang menjadi masalah lingkungan. Di antaranya mengganggu ekosistem laut, terutama di Teluk Palabuhanratu," sambung dia.

Agen PT Kumala Putra Nusantara (KPN) di Palabuhanratu, Waryo menuturkan dalam mengatasi tumpahan batu bara ini perusahaannya akan membersihkan dan memunguti batu bara. Bahkan, akan melibatkan warga setempat.

"Nanti kami ambil yang memang masih bisa diambil. Untuk batu bara yang tenggelam ada solusinya juga ada perusahaan tertentu yang bergerak dalam cleaning tersebut," tutur Waryo yang juga diamini perwakilan Agen PT Wasaka, Riko Noviandi di Pantai Batu Bintang Cipatuguran, Kamis.

Diakui Waryo, saat kejadian tongkang milik KPN bermuatan sekitar 6.000 hingga 7.000 ton. Sedangkan yang tumpah estimasinya sekitar 5.000 hingga 6.000 ton.

Saat ini, kedua tongkang sudah ditarik kembali ke rest area dari tepi pantai di Pantai Cipatuguran.

Perkara tumpahnya batu bara di laut ini sudah dalam penanganan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi yang berkoordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Barat.

"Kami sudah melaporkannya ke DLH Provinsi Jawa Barat dan Kementerian LHK. Karena kewenangannya pada DLH Provinsi," kata Kepala Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan DLH Kabupaten Sukabumi, Yudistira ditemui di kantornya di Palabuhanratu, Kamis.

https://regional.kompas.com/read/2019/05/09/21420691/tumpahan-batu-bara-dari-tabrakan-dua-tongkang-kotori-pantai-sukabumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke