Salin Artikel

5 Fakta Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, Warga Mulai Jual Harta Benda hingga Ratusan Rumah Terancam

KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, telah membuat warga terpaksa menjual harta benda mereka.

Kondisi tanah yang labil itu juga telah membuat ruas Jalan Sukabumi- Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

Menurut warga, bencana tanah bergerak telah dirasakan warga sejak Senin (22/4/2019).

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat mengatakan, saat ini pihaknya sudah melaksanakan langkah-langkah mitigasi bencana kepada masyarakat.

Pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk lebih waspada ketika hujan mengguyur kawasan tersebut.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Sejumlah warga terdampak bencana tanah bergerak di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, mulai menjual perabotan rumah tangga dan hewan ternak.

Alasan warga menjual harta benda adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sejak bencana tanah bergerak menerjang Nyalindung, banyak warga tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai penghasilan.

"Setelah bencana gerakan tanah ini saya sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai penghasilan, makanya saya jual perabotan," ungkap salah seorang warga terdampak, Uma (58) kepada Kompas.com di halaman rumahnya yang sudah rusak, Rabu (1/5/2019).

Sebanyak 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat.

Selain itu, ada sekitar 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam. Bahkan tanah bergerak telah mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi- Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

"Puluhan rumah yang rusak ini ada yang rusak ringan dan rusak sedang. Kerusakannya retak-retak pada dinding, lantai hingga bergesernya pondasi rumah panggung," kata Sekretaris Desa Kertaangsana, Enjang Irawan kepada Kompas.com saat meninjau rumah-rumah terdampak rusak, Senin siang.

Salah seorang warga terdampak, Edih (39) menjelaskan kondisi rumah panggungnya sudah tidak stabil. Karena bagian pondasinya ada yang bergeser dan lantai depan yang dikeramik retak-retak.

"Di depan rumah ini kemarin ada tanah yang anjlok sekitar 20 centimeter dan memanjang hingga ke rumah. Sekarang sudah kami tutup," jelas Edih saat ditemui di rumahnya.

Sementara itu, warga lainnya Ade Aisyah (50) mengakui kondisi rumah panggungnya sudah miring meskipun pondasinya sudah mulai diperbaiki.

"Ya tadi satu pondasinya sudah diperbaiki dengan didongkrak. Sekarang agak lumayan, tapi di bagian bawahnya belum diperbaiki," kata Ade.

"Sebagai langkah pencegahan kami sudah menyiapakan lokasi pengungsian di tempat yang aman. Kami sudah mendirikan tenda pleton dan tenda familiy serta fasilitas lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com di lokasi bencana, Jumat (26/4/2019) petang.

Menurut dia penyiapan lokasi pengungsian tersebut dilaksanakan sesuai standar operasional dalam upaya penyelamatan jiwa warga terdampak.

Jika warga terdampak tidak diungsikan, dikhawatirkan akan jatuh korban jiwa apalagi jika hujan deras turun pada malam hari.

"Hujan deras masih terus mengguyur lokasi. Sebagai upaya pencegahan warga terdampak diungsikan," ujar dia.

Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono mengatakan pemerintah terus memperhatikan kondisi warga terdampak bencana gerakan tanah. Mulai dari kondisi kesehatan juga termasuk kebutuhan-kebutuhan pangan.

"Alhamdulillah kalau dilihat kondisi fisiknya warga yang mengungsi dalam keadaan sehat. Kami akan terus perhatikan," kata Adjo kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana gerakan tanah, Rabu siang.

Dia menuturkan saat ini penanganan masih tahap tanggap darurat. Untuk penanganan berikutnya apakah harus relokasi atau tidaknya masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi sebagai rekomendasi.

"Bagaimana kesimpulan dan rekomendasinya kami akan tindak lanjuti. Bila harus relokasi kami akan menyiapkan lahannya dan tentu melalui tahapan kajian juga dari Badan Geologi," tuturnya.

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

https://regional.kompas.com/read/2019/05/02/15491581/5-fakta-bencana-tanah-bergerak-di-sukabumi-warga-mulai-jual-harta-benda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke