Salin Artikel

Ini Catatan INACA Jelang Beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta

Tim dari asosiasi ini melihat, pengelola bandara harus bisa menangani dengan benar debu dan pasir ini saat mengoperasikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta nanti.

Ini merupakan temuan INACA yang bersifat kecil atau minor di bandara yang disebut juga sebagai Yogyakarta International Airport.

Menurut Wakil Ketua INACA, Toto Soebandoro, pihaknya akan merekomendasikan hal ini untuk keselamatan penerbangan.

"Kita akan rekomendasi semua yang membahayakan harus diklirkan dulu. Wajib dilakukan karena sangat membahayakan penerbangan," kata Toto di tengah rehat pelaksanaan Hazard Identification Risk Assesment di YIA, Senin (22/4/2019).

Perwakilan maskapai sebagai pengguna jasa layanan bandara meninjau sisi udara dan darat YIA.

Mereka memastikan bahwa YIA mengikuti standar keamanan penerbangan, dalam penanganan keadaan darurat, berbagai prosedur lainnya.

Hadir dalam pertemuan HIRA perwakilan maskapai Silkair, Airasia, Garuda Indonesia, hingga INACA.

Runway salah satu fasilitas utama yang ditinjau, kemudian apron, hingga parking gate di mana sebagai fasilitas penumpang mendarat. Tim lain meninjau potensi hazard di sisi darat.

Toto mengungkapkan, landasan pesawat terbang terbangun sangat baik dan memiliki kemampuan untuk didarati pesawat berbadan lebar.

"Marka ok. Halus, lurus. Landasan Ok," katanya.

Pasir dan debu di runway membahayakan penerbangan

Namun ketika Tim INACA melihat di sisi kanan dan kiri dari runway banyak terlihat pasir dan gundukan tanah. Ketika itu kondisi angin cukup kencang.

Kondisi alam seperti ini, kata Toto, menyebabkan bandara mesti bisa mengantisipasi agar pasir dan debu tanah tidak mengotori area runway.

Pasir dan debu tanah ini mudah tersedot mesin pesawat dan bisa membahayakan mesin pesawat.

Karenanya, INACA melihat perlu ada pembersihan pada runway dan appron yang sebenarnya sudah terlihat terbangun dengan baik.

"Karena waktu masih panjang maka masih ada waktu untuk membersihkan dari barang-barang berbahaya yang bisa mengganggu penerbangan," kata Toto.

Sebenarnya persoalan debu dan pasir juga dihadapi bandara lain di mana pun, contohnya bandara di Timur Tengah. Semua mampu menanganinya.

"Yang penting ketika mendarat dan tinggal landas bersih. Maka konsekuensi lebih sering dibersihkan daripada (bandara di) daerah tidak berpasir. Maka akan ada tambahan (biaya dan) tenaga," kata Toto.

"Yang berbahaya debu gunung berapi yang seperti pasir tapi pasir cair yang bila mengering maka membeku. Pasir itu benda keras, masuk akan mempengaruhi mesin," katanya.

Secara umum, kondisi bandara layak beroperasi. Rangkaian verifikasi hingga sertifikasi, juga kalibrasi sistem navigasi dan lampu PAPI, menunjukkan bandara layak melayani penerbangan.

Moda transportasi dari dan ke YIA

Dari sisi darat, kata Toto, terlihat terminal cukup memadai, fasilitas penunjang menuju ke YIA juga lengkap, seperti: moda transportasi Damri dan kereta api. Pemerintah daerah juga mendukung lewat penyediaan rumah sakit tak jauh dari bandara. 

Terlebih lagi Kementerian Perhubungan sudah menerbitkan sertifikasi untuk penerbangan. YIA pun dianggap layak untuk diterbangi.

"Bandara ini sudah memenuhi requirement standar minimum keselamatan penerbangan. Pemerintah menerbitkan sertifikasi dan izin diterbitkan direktorat kebandarudaraan," katanya.

Dalam 5-7 hari ke depan, maskapai akan memutuskan kepindahannya ke YIA. Hingga kini, Airasia yang terus menjajaki rencana kepindahan penerbangannya ke YIA. Maskapai lain masih menunggu.

General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) untuk Bandar Udara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan pada sesi HIRA ini semua maskapai mengases fasilitas, baik darat hingga udara.

Mereka ingin melihat faktor keselamatan penerbangan, penanganan saat emergensi, dan lainnya.

"Mereka mengases fasilitas darat hingga udara. Setelah sore akan dievaluasi. Apakah pertemuan itu menemukan bersifat major ator minor," kata Pandu yang juga juru bicara pembangunan YIA.

Proses asesmen ini sejatinya sudah berlangsung sejak Kementerian Perhubungan melakukan verifikasi pada 4-6 April 2019 lalu.

Kemudian berlanjut simulasi menangani keadaan darurat maupun simulasi menangani ancaman kejahatan di bandara.

Juga bisa dilakukan pendaratan perdana oleh pesawat kalibrasi, sekaligus menguji sistem navigasi. Semua kegiatan ini merupakan langkah wajib yang harus dilalui YIA sebelum beroperasi.

Rencananya, YIA masih akan melakukan uji moda transportasi kereta api dan kendaraan lain menuju bandara pada 24-25 April 2019.

AP I merencanakan uji coba bandara secara menyeluruh dengan melibatkan 170 penumpang pesawat. Semua rangkaian kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa YIA bisa beroperasi pada 29 April 2019 mendatang.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/22/19011641/ini-catatan-inaca-jelang-beroperasinya-bandara-internasional-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke