Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kisah Taruhan Tanah 1 Hektar di Pemilu 2019 | Siswi SD dan SMP yang Perkosa Siswi SMA Tak Ditahan

KOMPAS.com - Berita tentang tanah satu hektar menjadi taruhan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Kabupaten Sidrap, menjadi viral.

Kedua pria yang bertaruh tersebut adalah Hendrik Arhadi, pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, dan pamannya, Abdul Aziz C, adalah yang merupakan pendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sementara itu, satu mobil Toyota Kijang Innova warna putih dengan nomor polisi S 1976 JT diamankan aparat kepolisian.

Polisi menemukan uang senilai Rp1,075 miliar di dalam mobil tersebut dan sejumlah atribut salah satu partai.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

Hendrik menuturkan, inisiatif foto taruhan pilpres itu muncul pada Senin (15/4/2019) pagi.

"Kebetulan lapangannya dekat rumah, jadi kami langsung foto dan beli materai, baru di-upload di FB (Facebook)," ujar Hendrik.

Ternyata, setelah diunggah setelah shalat Azhar, foto itu sudah viral. Di akun Facebook pamannya, hingga pukul 19.00 Wita, foto tersebut sudah dibagikan lebih dari 200 kali.

Hendrik mengatakan, ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan itu. Mereka berharap, pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.

"Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke Kepala Desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi," ujar Hendrik.

Polisi mengamankan uang senilai Rp1,075 miliar di dalam mobil saat menggelar razia di sekitaran Jalan Raya Panglima Soedirman, Kecamatan Lamongan kota, Lamongan, Senin (15/4/2019) malam.

Selain uang tunai, petugas juga sempat mendapati atribut salah satu partai politik (parpol) di dalam mobil tersebut, sehingga menimbulkan kecurigaan tersendiri.

"Kita masih belum tahu, apakah ini ada dugaan tindak pidana pemilu atau tidak," ujar Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung, Selasa (16/4/2019).

"Ada dua orang yang diamankan untuk dimintai keterangan, dengan uang tunai sekitar Rp 1 miliar lebih. Di dalam mobil, kami juga menemukan atribut salah satu parpol," jelasnya.

Polisi mengungkap hubungan dekat antara AS, salah satu pembunuh mayat dalam koper, dengan Budi Hartanto, korbannya. AS mengaku sudah empat kali melakukan hubungan badan sesama jenis dengan korbannya.

"Hubungan keempat dilakukan di sebuah kamar di warung milik pelaku di Jalan Surya Kediri, sekaligus lokasi pembunuhan korban," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela, kepada wartawan, Senin (15/4/2019).

Sementara tiga kali hubungan sebelumnya dilakukan di rumah pelaku di Desa Mangunan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Baca berita selengkpanya: Kasus Mayat Dalam Koper, Polisi Ungkap Kedekatan Pelaku dan Korban

Video syur yang melibatkan aparatur sipil negara ( ASN) Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman beredar di WhatsApp (WA). Kejadian dalam video itu dilakukan di luar negeri saat liburan.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Sa'ban Nuroni mengatakan, jika pihaknya telah melakukan pemeriksaan internal.

Hasil dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sudah dikirimkan ke Kanwil Kemenag DIY. Dari informasi yang didapatnya, diduga pria di video tersebut yang menyebarkan.

"Menurut informasi yang laki-lakinya yang menyebarkan," ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Sa'ban Nuroni, saat dihubungi, Selasa (16/4/2019).

MWS dan MMH, siswa SD dan SMP yang memerkosa siswa SMA hingga korban hamil dan melahirkan, tidak ditahan polisi. Keduanya diberi kelonggaran karena akan mengikuti ujian sekolah.

Kanit PPA Satreskrim Polres Probolinggo Bripka Reni saat dikonfirmasi Kompas.com Selasa (16/4/2019) menyampaikan, pihaknya tidak melakukan penahanan terhadap keduanya dan memberi kelonggaran agar mereka bisa ikut ujian karena masih pelajar aktif.

Jika ujian sudah selesai, polisi akan kembali memproses kasus tersebut. Status kedua pelaku yang masih di bawah umur dinilai polisi masih bisa diperbaiki dan menjadi lebih baik.

Reni menambahkan, dua pelaku melakukan tindakan negatif tersebut karena sering menonton video porno dari handphone orangtuanya.

"Karena gak tahan nafsu seusai menonton video porno, saat rumah sepi, MMH melakukan aksinya. Pada kejadian ke sekian, MMH mengajak MWS. Korban AZ ternyata masih sepupu pelaku. Bayi lahir prematur dan dirawat keluarga lain," kata Reni.

Sumber: KOMPAS.com (Ahmad Faisol, Wijaya Kusuma, Achmad Faizal, Hamzah Arfah, Caroline Damanik)

https://regional.kompas.com/read/2019/04/17/11371241/populer-nusantara-kisah-taruhan-tanah-1-hektar-di-pemilu-2019-siswi-sd-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke