Salin Artikel

5 Fakta Kasus Mayat Dalam Koper, 2 Orang Ditangkap hingga Korban Dibunuh di Warung Kopi

KOMPAS.com - Polisi akhirnya mengungkap kasus mayat tanpa kepala yang ditemukan di dalam koper.

Dua pelaku berhasil ditangkap di dua lokasi berbeda, yaitu Kediri dan Jakarta. Kedua pelaku berinisial AP dan AJ.

Berdasar hasil pemeriksaan sementara, AP dan AJ memutilasi jasad korban di sebuah warung kopi di Jalan Surya, Kabupaten Kediri. Saat itu, para pelaku menyewa sebuah ruanngan di warung tersebut.

Berikut ini fakta kasus mayat dalam koper di Blitar:

Butuh waktu sepekan lebih, akhirnya polisi menangkap AP dan AJ. AP ditangkap di Jakarta dan AJ ditangkap di Kediri, Jawa Timur.

"Kedua pelaku ditangkap Kamis (11/4/2019) malam. AP ditangkap di Jakarta dan AJ ditangkap di Kediri," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).

Pada waktu yang hampir bersamaan, polisi juga menemukan potongan tubuh Budi Hartanto di Kediri.

"Kondisinya sudah membusuk dan sudah tidak utuh," ujar Frans.

Namun, polisi sudah memastikan jika potongan tubuh itu milik Budi Hartanto setelah dilakukan pencocokan DNA dengan milik korban.

Petugas dan warga akhirnya menemukan potongan kepala Budi Hartanto di sekitar sungai yang ada di wilayah Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).

Lokasi ini berjarak sekitar 12 kilometer dari lokasi penemuan koper berisi tubuh tanpa kepala di Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada 3 April 2019 lalu.

Pihak keluarga pun segera membawa pulang kepala Budi dan dimakamkan bersama jasad korban di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

Prosesi pemakamannya sempat tertunda sekitar 15 menit karena lubang yang telah dibuat terlalu sempit hingga harus diperlebar.

"Satu makam. Ini sekarang makamnya sudah digali," kata Nasuka, salah satu kerabat korban, Jumat (12/4/2019).

Polisi mengungkapkan, para pelaku merupakan teman dekat korban Budi Hartanto (28). Ketiganya saling kenal dan berada dalam satu komunitas tertentu.

"Sudah kami duga, pelaku dan korban adalah saling kenal dan memiliki hubungan dekat," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).

Seperti dugaan awal, kata Barung, pelaku pembunuhan guru seni tari honorer Pemkab Kediri itu lebih dari satu orang.

"Penyidik nanti juga akan mendalami dugaan motif asmara dalam kasus ini," ujar dia.

Dari keterangan para pelaku terungkap bahwa aksi pembunuhan itu dilakukan sehari sebelum jasadnya ditemukan di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).

"Pelaku AP menyewa ruangan di warung kopi di Jalan Surya Kediri. Korban dibunuh di situ," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (12/4/2019).

Setelah aksi pembunuhan itu, kata Barung, pelaku membawa jenazah Budi Hartanto untuk dibuang ke Blitar dengan tujuan menghilangkan jejak pembunuhan.

"Saat ini, polisi sedang merekontruksi aksi pembunuhan dengan melibatkan 2 pelaku yang sudah ditangkap. Pelaku dibawa ke lokasi-lokasi fakta pembunuhan (yang) dilakukan," ujar dia.

Aksi pembunuhan kepada pemilik sanggar tari di Kediri ini disebut sadis, karena setelah korban dibunuh, pelaku memisahkan kepala dengan tubuhnya. Tubuh Budi dimasukkan dalam koper dan bagian kepalanya dibuang ke tempat lain.

Polisi menduga kuat motif pembunuhan Budi Hartanto adalah motif asmara. Budi Hartanto sendiri adalah pria dengan orientasi seks berbeda.

Dugaan motif asmara, kata Barung, sangat kuat, meski faktanya ditemukan barang-barang korban yang hilang seperti motor dan uang.

Sementara itu, polisi juga masih mendalami motif mutilasi terhadap korban.

"Motif pemisahan bagian tubuh ini juga sedang didalami, apakah disengaja agar tubuhnya muat dimasukkan ke dalam koper atau bagaimana, ini masih didalami," ujar dia.

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, M Agus Fauzul Hakim)

https://regional.kompas.com/read/2019/04/13/12412841/5-fakta-kasus-mayat-dalam-koper-2-orang-ditangkap-hingga-korban-dibunuh-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke