Salin Artikel

Jika Relevan, KPK Dalami Keterlibatan Nusron Wahid

SEMARANG, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti pernyataan tersangka dugaan suap Bowo Sidik Pangarso yang menyebut nama politikus Golkar, Nusron Wahid.

Dalam pernyatannya, anggota fraksi Golkar itu mengaku diminta Ketua Pemenangan Pemilu Jawa Tengah I Partai Golkar, Nusron Wahid, untuk menyiapkan 400.000 amplop serangan fajar. 

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif akan mendalami pernyataaan itu. Jika relevan dengan kasus yang tengah ditangani, Nusron Wahid akan diperiksa.

"Pasti penyelidik dan penyidik di KPK akan menindaklanjuti informasi itu, untuk diklarifikasi apa betul atau tidak," kata Laode, seusai mengisi seminar nasional yang bertajuk "Optimalisasi Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi" di Fakultas Hukum Universitas Semarang, Rabu (10/4/2019).

Laode mengatakan, pemeriksaan dan pemanggilan terhadap kepala BNP2TKI itu akan dipelajari lebih lanjut.

"Pemeriksaan ya pasti akan ada, kalau betul-betul relevan dengan kasus utamanya," tambahnya Laode.

"Saya baru mendengar pernyataan Pak Bowo dari media," kata dia.

Bowo Sidik sendiri sempat membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus suap yang menjeratnya.

Bowo mengaku, diperintahkan Nusron Wahid untuk menyiapkan sejumlah uang "serangan fajar". Hal tersebut dinyatakan Bowo seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kapasitasnya sebagai tersangka pasca-operasi tangkap tangan (OTT) pada 28 Maret 2019.

"Pak Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkan 400.000 (amplop)," kata Bowo, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Pengacara Bowo, Saut Edward Rajagukguk menyebut, kliennya memang diperintahkan oleh Nusron Wahid terkait keberadaan amplop-amplop yang diduga berisi uang mencapai Rp 8 miliar itu.

"Ya, ya langsung disampaikan (ke penyidik). Karena memang dia diperintah, ya dia bilang diperintah. Supaya banyak yang memilih mereka berdua, karena di dapil yang sama," ucap Edward.

Bowo dan Nusron diketahui menjadi caleg di dapil yang sama, yakni Jawa Tengah II dari Partai Golkar. Dapil Jateng II meliputi wilayah Demak, Kudus dan Jepara.

Terkait kasus ini, Nusron membantah tuduhan yang disampaikan Bowo.

"Tidak benar," ujar Nusron, Selasa (9/4/2019). 

https://regional.kompas.com/read/2019/04/11/08480311/jika-relevan-kpk-dalami-keterlibatan-nusron-wahid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke