Salin Artikel

5 Fakta Baru Ajaran "Dunia Kiamat" di Ponorogo, Khofifah Minta Warga Tabbayun hingga Dugaan Motif Kriminal

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait kasus 52 warga Kabupaten Ponorogo pindah ke Kabupaten Malang karena isu kiamat.

Menurut Khofifah, masih ada kerentanan di masyarakat ketika mendapatkan informasi-informasi dari orang baru.

Sementara itu, polisi mencari keberadaan Katimun, tokoh yang menyebarkan isu kiamat untuk dimintai keterangan terkait pernyataan dirinya tentang dunia kiamat.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

Terkait kasus ajaran dunia kiamat, Gubernur Jatim Khofifah menyebut, 52 warga yang pindah ke Malang tersebut semestinya melakukan klarifikasi dan tabayyun.

"Atau mereka salah referensi. Sehingga ketika orang yang merasa menjadi panutan dalam hidupnya itu menyampaikan sesuatu, ya sudah, langsung percaya. Dianggap sebuah kebenaran," kata Khofifah, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Rabu (13/3/2019) malam.

Khofifah mengatakan, setiap warga harus memiliki pikiran terbuka dan mau menerima masukan-masukan baru.

Dengan begitu, masyarakat tidak mudah dipengaruhi oleh informasi-informasi yang menyesatkan.

"Adanya fenomena ini, saya rasa menjadikan kita semua harus semakin banyak berkomunikasi dan bersapa dengan masyarakat," ucap Khofifah.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Najib Hamid, mengaku heran dengan keputusan 52 warga Ponorogo yang mengungsi ke Malang. Dia lantas bertanya apa benar ada kiamat yang bersifat lokal?

"Bagaimana mereka memahami kalau di Ponorogo kiamat, tapi di Malang tidak, masak ada kiamat lokal?" kata dia Rabu (13/3/2019) di kantornya.

Peristiwa tersebut dianggapnya potret bahwa masih banyak warga Jawa Timur yang belum mengenyam pendidikan agama secara utuh.

"Ini bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua warga negara untuk memberi pemahaman agama yang utuh," ujarnya.

Waketum PWM Jatim, Najib Hamid, menduga ada motif kriminal dalam ajaran dunia kiamat oleh Katimun.

"Harus ditelusuri siapa yang mendoktrin warga tersebut, dan kepada siapa warga menjual asetnya secara murah. Jangan-jangan ada penadahnya," terang mantan anggota KPU Jawa Timur itu.

Diberitakan sebelumnya, 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo pindah ke Malang karena ada seorang yang menyampaikan warga akan selamat dari kiamat.

Saat ini 52 warganya itu sudah pindah ke pondok yang berada di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang sejak sebulan lalu.

Polres Ponorogo sudah membentuk tim khusus untuk menangani kasus kepindahan 52 warga Ponorogo ke Malang karena isu kiamat.

Tim khusus yang beranggotakan satuan reserse dan kriminal dan satuan intelkam diterjunkan untuk mencari keberadaan Katimun yang tidak diketahui setelah pindah ke Kabupaten Malang.

"Kami sementara menyelidiki kasus ini. Kami membentuk tim untuk mencari keberadaan Katimun untuk diperiksa terkait kepindahan 52 warga ke Malang," kata Kapolres Ponorogo AKBP Radiant yang dihubungi Kompas.com, Kamis (14/3/2019) siang.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni yang dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu (13/3/2019), membenarkan kepindahan warga nya ke Malang. Menurut Ipong, warga tersebut sudah pindah sejak sebulan lalu.

"Ya, betul itu, tapi kejadiannya sudah sebulan lalu mereka pindah. Kami sudah mencegah dan memberikan pemahaman dan pembinaan. Tetapi mereka sudah telanjur yakin dan jatuh cinta. Ya, susah," kata Ipong.

Ipong mengatakan, 52 warga itu meyakini bila mengikuti seorang tokoh di Malang akan aman dari kiamat.

"Kalau ikut kiai dari Kasembon Malang itu seperti kasih Nabi Nuh, mereka tidak ikut diterjang kiamat," ujar Ipong.

https://regional.kompas.com/read/2019/03/15/18101181/5-fakta-baru-ajaran-dunia-kiamat-di-ponorogo-khofifah-minta-warga-tabbayun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke