Salin Artikel

Mahfud MD: Sudah Ada Gejala yang Coba Mengoyak Ikatan Kebangsaan Kita

SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, persatuan bangsa Indonesia sedang mengalami banyak gangguan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Mahfud menyebut, saat ini sudah muncul gejala dan sistem yang mencoba mengganggu ikatan seluruh elemen kebangsaan Indonesia.

Hal itu dikatakan Mahfud MD usai menjadi pembicara dalam 'Dialog Kebangsaan: Meneladani Patriotisme Arek Suroboyo Bagi Indonesia Emas 2045', di Stasiun Gubeng, Surabaya, Kamis (21/2/2019).

"Karena itu kita datang untuk menyerukan pengokohan ikatan kebangsaan. Karena sekarang sudah banyak gangguan terhadap kebersatuan kita," kata Mahfud.

Ketua Suluh Kebangsaan ini menyebut bahwa nilai kebangsaan Indonesia tidak runtuh. Informasi yang menyebut nilai kebangsaan Indonesia runtuh inilah yang sering menimbulkan hoaks di masyarakat.

"Saya tidak pernah bilang nilai kebangsaan kita runtuh. Ada gejala, ada sistem yang mengganggu ikatan kebangsaan kita. Misalnya, fitnah-fitnah melalui hoaks yang selalu diproduksi, meskipun sudah diluruskan," ujar dia.

Selain itu, dalam kontestasi Pemilu 2019, masih sering ditemui adu domba dari pihak-pihak yang mengatasnamakan perjuangan.

"Ada misalnya saling tuding berdasar ikatan primordial. Kamu agama ini, kamu agama itu, kamu masuk surga, kamu masuk neraka, gitu-gitu loh. Yang sering mengatasnamakan perjuangan dan itu mengoyak ikatan kebangsaan kita," ucap Mahfud.

Pria kelahiran Sampang, Madura, ini mengingatkan bahwa Indonesia punya hajatan besar berupa pesta demokrasi untuk memilih pemimpin lima tahun ke depan.

Lantas, apakah kedua kubu baik itu kubu capres 01 maupun kubu capres 02 ikut memproduksi hoaks, Mahfud menyebut, pihak yang memproduksi hoaks bisa berasal dari mana saja.

"Sama, saya tidak menuduh. Yang bikin hoaks itu bisa dari mana saja. Malah menurut saya, yang bikin hoaks itu orang ketiga yang dilakukan untuk mengadu domba kedua kubu," ujar dia.

Ironisnya, lanjut Mahfud, salah satu kubu yang akan berlaga untuk menjadi pemimpin bangsa kerap kali terhasut oleh informasi-informasi yang tidak benar.

Mahfud lantas menyebut pihak-pihak yang suka memfitnah, mengadu domba, memupuk kebencian, permusuhan, menyulut perpecahan, dengan memproduksi hoaks adalah setan.

"(Hoaks) itu kemudian (membuat) salah satu kubu termakan dan ikut bertengkar. Menurut saya yang bikin hoaks itu setan. Anaknya iblis pembuat hoaks itu," imbuh dia.

Dialog Suluh Kebangsaan seri VIII di Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, merupakan rangkaian dari kegiatan 'Jelajah Kebangsaan' dengan rute Merak-Banyuwangi.

Kegiatan di wilayah Daerah Operasional (Daop) Surabaya itu dilaksanakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI), bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan.

Jelajah Kebangsaan bertujuan untuk menyebarluaskan semangat positif kebangsaan, serta mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka meyerukan pengokohan ikatan kebangsaan.

Dipilihnya tema 'Meneladani Patriotisme Arek Suroboyo Bagi Indonesia Emas 2045', menurut Mafhud, karena bibit-bibit patriotisme, nasionalisme, dan kepahlawanan, itu dikukuhkan di Surabaya.

"Ini yang kemudian menyebar bersama-sama ke seluruh Indonesia. Ini adalah kota yang penuh monumen kepahlawanan," tutur Mahfud.

Eksekutif Vice President PT KAI Daop 8 Surabaya Suryawan Putra Iha menambahkan, 'Jelajah Kebangsaan' yang digelar bersama Gerakan Suluh Kebangsaan dapat menguatkan kembali keutuhan bangsa.

"Semoga persatuan dan kesatuan bangsa senantiasa terjaga dan keutuhan NKRI semakin kokoh," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/21/15070181/mahfud-md-sudah-ada-gejala-yang-coba-mengoyak-ikatan-kebangsaan-kita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke