Salin Artikel

Tradisi Ruwatan Saat Imlek, dari Melepas Binatang hingga Potong Rambut

Tradisi itu seperti kumpul bersama keluarga, makan bersama, dan juga memberi uang dalam amplop merah atau angpao.

"Ada, di keluarga saya masih melakukan tradisi membagikan angpao. Itu dilakukan dari yang sudah menikah ke anak-anak dan saudara-saudara," ujar salah satu warga Tionghoa di Kota Solo, Edwin Kristianto saat dihubungi Kompas.com pada Senin (4/2/2019).

Menurut Edwin, pihak yang boleh memberikan angpao ini adalah orang yang telah menikah. Hal ini diyakini karena orang yang telah menikah dianggap telah mampu hidup dan cari uang sendiri.

Sementara itu, tradisi lain yang dilakukan jelang tahun baru Imlek, yakni berdoa di kelenteng kepada para leluhur dan juga upacara ruwatan.

Salah satu kelenteng tertua di Kota Solo, Tien Kok Sie, juga masih melakukan ruwatan untuk mengharapkan rezeki dan menangkal kesialan jika tidak ada keselarasan antara shio yang dianut dengan shio pada tahun ini.

"Tahun ini adalah tahun babi tanah. Jika seseorang shionya tidak ada keselarasan dengan shio tahun ini nanti dilakukan puja-puji oleh pendeta kelenteng, dibacakan ayat-ayat doa yang diikuti oleh umat," ujar Ketua Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluyo saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (3/2/2019).

Kemudian, setelah doa dan puja-puji dilakukan, dilakukan pelepasan burung pipit di depan kelenteng dan pelepasan ikan lele di Sungai Bengawan Solo.

"Pelepasan hewan ini, yang terpenting adalah makhluk berjiwa yang memberi kebebasan dan melepas kesialan," ujar Sumantri.

Sumantri mengatakan, pelepasan burung dan ikan lele ini memiliki makna membuang kesialan dalam setahun ini.

Perlu diketahui, banyaknya hewan yang dilepaskan ini tidak ditentukan jumlahnya. Ada yang sesuai umur orang yang akan melepaskan, ada yang menganggap sebanyak mungkin.

Selanjutnya, salah satu rangkaian ruwatan ini juga ada pemotongan sedikit rambut yang diyakini bisa membuang kesialan selama setahun ke depan.

"Setelah pemotongan rambut, nanti rambut tersebut akan diguyur dengan air yang sudah didoakan dan diberi bunga untuk membuang kesialan juga," ujar Sumantri.

Sementara, Kelenteng Tien Kok Sie ini masih ramai dikunjungi sejak H-7 jelang Tahun Baru Imlek 2019. Kelenteng itu diperkirakan akan tetap ramai hingga akhir bulan Februari 2019.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/04/18542841/tradisi-ruwatan-saat-imlek-dari-melepas-binatang-hingga-potong-rambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke