Salin Artikel

Lilin Beragam Ukuran Sambut Imlek di Kelenteng Cokro Surabaya

Ada lilin yang setinggi puluhan centimeter, ada juga lilin setinggi lebih dari 3 meter dengan diameter tertentu.

"Satuan lilin kita menyebutnya Taki. Kalau yang itu, 1.000 taki," kata Sudiman pengurus Kelenteng Hon San Koo, sambil menunjuk lilin setinggi lebih dari 3 meter.

Lilin-lilin tersebut adalah milik umat Tionghoa yang akan bersembahyang Imlek di Klenteng yang terkenal dengan nama Kelenteng Cokro tersebut. Di bagian bawah lilin terdapat nama pemilik lilin.

"Biasanya satu lilin untuk beberapa orang. Karena itu nama di bawah lilin biasanya nama untuk satu keluarga," jelasnya. 

Lilin yang dipasang untuk penerangan altar tersebut juga berjumlah dua untuk satu nama orang. "Sama dengan memasang lampion, harus minimal sepasang atau dua," terangnya.

Lilin-lilin itu terus dinyalakan hingga tubuh lilin habis meleleh. Di Kelenteng Cokro kata dia, lilin dinyalakan hanya saat kelenteng dibuka untuk sembahyang.

Hal itu untuk mencegah risiko kebakaran kelenteng. "Sudah umum berita kelenteng terbakar karena lilin. Kita tidak ingin seperti itu," ujarnya.

Semakin besar dan tinggi lilin, semakin lama juga waktunya menyala. Lilin ukuran besar menurutnya maksimal menyala hingga sembilan sampai 10 bulan.

Penerang jalan hidup

Bagi Hardiono, lilin yang dipasang di sekitar altar kelenteng bukan sekadar untuk menerangi altar. Lebih dari itu, dia memaknai sebagai penerang jalan kehidupan pemiliknya.

Hardiono dan keluarganya meletakkan lilin di sejumlah kelenteng di kawasan Surabaya Utara.

"Saat lilin menyala, harapan kami hidup dan jalan kami bisa diterangi dan usaha kami bisa lancar banyak rezeki," ujarnya.

Di Kelenteng Cokro, sembahyang Imlek akan digelar pada Selasa (5/2/2019) dini hari.

Acara Sembahyang diawali dengan pertunjukan kesenian Barongsai. Esok harunya sembahyang kembali digelar setelah itu dilanjutkan dengan acara pembagian angpau. 

https://regional.kompas.com/read/2019/02/04/17151501/lilin-beragam-ukuran-sambut-imlek-di-kelenteng-cokro-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke