Salin Artikel

Lintasi Jalur Pantura, Mampir di 6 Warung Soto Kraksaan yang Legendaris Ini!

Makanan favorit legendaris tersebut adalah Soto Kraksaan.

Wisatawan atau warga yang melintasi Probolinggo tak melewatkan untuk mencicipi Soto Kraksaan. Lokasinya juga mudah dijangkau karena berada di pinggir jalur Pantura.

Sedikitnya, ada enam warung Soto Kraksaan yang selalu ramai pembeli. Warung-warung ini sudah berdiri selama puluhan tahun.

Keenam warung soto tersebut adalah Warung Soto Bu Kartika, Soto Bu Mus, Soto Pak Ali, Soto Pak Dali, Soto Pak Koya, dan Soto Bu Kholis.

Kiki, warga Jakarta Selatan, mengaku, selalu mampir ke Warung Soto Bu Kartika saat pulang kampung ke Bali ketika melintasi jalur Pantura Kraksaan.

"Lokasinya berada di sisi utara jalur Pantura. Sehingga kami tidak perlu menyeberang, langsung minggir ke kiri jalan. Saya pelanggan Soto Kartika, anak saya juga doyan," kata Kiki.

Sama halnya dengan Endang, warga Surabaya, yang juga penggemar Soto Kraksaan. Soto Bu Mus di Pasar Kebon Agung, menjadi favoritnya. Selain enak, harga semangkok soto juga relatif terjangkau.

"Sotonya lezat. Perpaduan daging kuah dan bumbunya sangat pas, saya selalu mampir setiap on the way ke Banyuwangi," ujar Endang.

Pelintas lainnya, Zaim, yang sering jalan darat ke Malang, menjadikan Soto Kraksaan sebagai menu yang selalui dinikmatinya.

"Warung soto kesukaan saya adalah Warung Soto Pak Koya. Saya sudah menjadi pelanggannya sejak tahun 1998. Koyanya itu yang bikin maknyus dan pas di lidah," kata Zaim.

Bagaimana cerita 6 warung soto legendaris ini?

Soto Bu Kartika

Warung Soto Bu Kartika terletak di timur pom bensin Desa Kebon Agung Kraksaan. Terpatnya, berada di sisi utara jalur Pantura.

Meski baru membuka warung soto ini dalam setahun terakhir, Kartika terlibat dalam usaha warung soto saudaranya sejak 1950-an.

Kuah soto di warung ini tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer. Daging ayam kampungnya kenyal dan porsi kecambah yang jadi campuran soto cukup banyak.

Alasan Kartika, para pembelinya menyukai kecambah dan bermanfaat bagi kesehatan.

"Pelanggan saya dari Lombok, Bali bahkan NTT. Pembeli yang berasal dari daerah Jawa Timur juga tidak sedikit. Warung soto saya buka dari pagi hingga malam," kata Kartika, Minggu (27/1/2019).

Sejauh ini pelanggannya adalah petani, sopir truk, siswa sekolah hingga karyawan swasta. Kartika punya reseo rahasia untuk soto racikannya. Salah satunya, mengenai lamanya waktu meracik dan memasak soto.

Soto Pak Ali

Warung Soto Pak Ali berada di selatan traffic light Kraksaan Wetan, tepatnya Kampung Melayu Kraksaan. 

Pemilik warung soto, Pak Ali, kini sudah berusia 86 tahun. Kondisi fisiknya masih bugar, dan semangatnya masih tinggi untuk menjalankan usaha soto yang sudah dirintisnya sejak puluhan tahun lalu. Pelanggannya pun datang dari berbagai penjuru.

Perbedaan Soto Pak Ali dengan soto lainnya adalah penyajiannya yang dilengkapi dengan lontong buatan istrinya dan kuah yang tidak terlalu kental.

Ali mengatakan, usaha ini masih dijalankannya bersama sang istri, karena anak dan cucunya belum ada yang berminat meneruskan.

Dulu, sebelum membuka warung, Ali berjualan soto dengan cara berkeliling Desa Kalibuntu.

Soto Pak Ali berisi lontong, ayam kampung, kecambah, koya, kentang, dan cabe, serta berkuah bening.

"Pelanggan saya warga di sini saja. Kalau ramai bisa habis tiga ekor ayam kampung, kalau sepi hanya habis satu ekor ayam kampung. Ramainya saat bulan Ramadhan dan musim panen tembakau," kata Ali.

Soto Pak Koya

Warung Soto Pak Koya berada di sebelah barat Gedung Islamic Center, tepatnya di Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Kraksaan.

Bisnis keluarga ini dirintis oleh Koya pada sekitar 1950. Kini, usaha kuliner ini diteruskan oleh Mardiyah, cucu Koya.

Soto ini paling terkenal di Kraksaan dan paling ramai. Sempat berpindah-pindah warung, kini sudah berdiri permanen di lokasi saat ini.

Awalnya, Warung Soto Pak Koya mampu menjual soto hingga menghabiskan 3 ekor ayam kampung per hari. Kini, dalam sehari, warung ini menghabiskan sekitar 20 ekor ayam kampung.

Nikmatnya Soto Pak Kota pernah mendapat penghargaan di tingkat Jawa Timur. Pada 1991, Soto Pak Koya meraih juara pertama makanan khas se-Jawa Timur di Surabaya.

Pelanggan sotonya tak hanya warga lokal Kota Kraksaan. Tetapi, banyak juga yang dari Situbondo, Bondowoso, Malang, bahkan Jakarta.

Sekilas, Soto Pak Koya sama dengan soto lainnya. Ada daging ayam kampung, kuah kental, nasi ataupun lontong, dilengkapi dengan telur.

Yang menjadi pembeda adalah tambahan koya, serutan kelapa yang digoreng, sehingga rasanya semakin gurih dan nikmat.

Nama Warung Soto Pak Koya bukan karena bahan koya yang menjadi tambahan pelengkap sajian. Namun, dari nama pendiri warung ini yaitu Pak Kuya.

Soto Bu Mus

Lokasinya di Pasar Baru Kebon Agung, Kecamatan Kraksaan. Saat ini, Warung Soto Bu Mus termasuk yang ramai dikunjungi. Tak sulit menemukannya, karena ada penanda bertuliskan ”Soto Mak Nyus Bu Mus" yang cukup terlihat.

Dalam sehari, Bu Mus menghabiskan 2-3 ekor ayam kampung. Meski akhir-akhir ini agak sepi karena banyak saingan warung lainnya.

Meski banyak saingan, Bu Mus menawarkan soto yang nikmat.

"Soto saya tidak ada campurannya, alami, tanpa pengawet dan tidak pakai micin. Juga pelayanan ramah dan senyum agar pelanggan nyaman," kata Bu Mus.

Soto Bu Mus semakin nikmat dengan tambahan kecuran, jeruk nipis, kecap dan sambal. Teh hangat dan jeruk hangat melengkapi saat Anda menikmatinya.

"Pelanggan saya dari Bali, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Surabaya, Jakarta, dan Bandung," ujar Bu Mus.

Soto Bu Holis

Warung Soto Bu Holis ada di Kelurahan Kraksaan Wetan. Pelanggannya banyak yang berasal dari luar kota, termasuk sejumlah artis seperti Trio Macan.

Hairiyah, pemilik Warung Soto Bu Holis, menceritakan sotonya terdiri atas kecambah, kentang rebus, daging ayam kampung, telur, seledri, bawang goreng, dan koya.

"Koya saya beda. Warnanya lebih putih. Sedangkan, koya soto lainnya berwarna cokelat, kuning, dan hitam. Koya ini dari bahan baku kelapa. Tapi kelapanya digiling dan disangrai dengan api kecil kemudian ditumbuk," kata dia.

Bumbunya terbuat dari rempah-rempah asli. Seperti laos, kunir, kencur, dan jahe. Sedangkan, kuahnya dalam satu panci besar diberi santan dari satu buah kelapa. Nah, dari satu panci ini bisa menghasilkan 100 porsi.

Soto Pak Dali

Warung Soto Pak Dali juga berada di Kampung Melayu, Kelurahan Kraksaan Wetan. Pelanggannya mulai dari warga setempat hingga pegawai pemerintahan, dan wisatawan yang melintasi Pantura.

Berdiri sejak tahun 1950, Sudali merintis usaha dengan ulet. Sudali merupakan anak tunggal, dan memilih meneruskan usaha orang tuanya.

Tidak hanya berjualan di warung, Pak Dali juga menerima pesanan atau panggilan.

“Kalau ada panggilan acara, seperti rapat atau reuni, warung saya tutup,” kata Dali.

Soto Pak Dali pernah diundang ke Pendapa Bupati Probolinggo, kantor bupati, sekolah–sekolah, dan sejumlah kantor kecamatan.

Sekali panggilan, tuan rumah bisanya memesan 500 hingga 1.500 porsi soto.

“Kata Ibu Bupati, soto buatan saya sedap. Bahkan, pernah dalam sehari ada tiga panggilan berbeda lokasi,” kata dia.

Komposisi Soto Pak Dali terdiri dari koya, bawang goreng, kentang, kecambah, daging ayam kampung, dan kecap. Adapun bumbu sotonya dibuat dari laos, kencur, jahe, bawang putih, kemiri, taoco. 

https://regional.kompas.com/read/2019/01/27/09575551/lintasi-jalur-pantura-mampir-di-6-warung-soto-kraksaan-yang-legendaris-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke