Salin Artikel

Dua Warga Meninggal akibat DBD, Pemkab Jombang Galakkan PSN

JOMBANG, KOMPAS.com - Dua warga Kabupaten Jombang Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia akibat wabah demam berdarah dengue (DBD), dalam dua bulan terakhir.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Haryo Purwono mengungkapkan, kasus kematian warga akibat wabah DBD terjadi pada akhir November 2018 dan awal Januari 2019.

Disebutkan, sepanjang 2018, tercatat ada 454 warga yang terjangkit virus demam berdarah dengue, satu diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan sejak 1 - 14 Januari 2019, catatan Dinas Kesehatan Jombang ada 31 warga yang terkena DBD. Satu korban DBD meninggal dunia pada 3 Januari 2019.

Korban meninggal akibat DBD pada awal tahun 2019 seorang bocah berusia 5 tahun asal Kelurahan Jelakombo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Bocah tersebut adalah Diva, putri pasangan Supardi dan Riamah.

"Awal tahun ada satu yang meninggal dunia, asal (Kelurahan) Jelakombo. Kalau yang satunya berasal dari Jogoroto," kata Haryo Purwono, Senin (14/01/2019).

Dipaparkan, sejak Oktober 2018 hingga Januari tahun ini, terjadi peningkatan jumlah warga yang terkena serangan DBD. Dua pekan awal Januari, ada 31 orang positif DBD dari 70 lebih pasien yang sebelumnya dinyatakan suspect DBD.

Haryo menyatakan, guna menanggulangi serangan nyamuk pembawa virus demam berdarah dengue, Pemkab Jombang menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di setiap rumah.

"Upaya paling efektif adalah memberantas sarang nyamuk. Ini untuk mencegah agar nyamuk pembawa virus demam berdarah tidak berkembang biak," katanya.

Menurut Haryo, memberantas sarang nyamuk merupakan cara paling efektif untuk mencegah dan menanggulangi wabah demam berdarah.

"Target kami, nantinya ada kader jumantik (pemantau jentik) di setiap rumah. Untuk fogging, kami upayakan itu sebagai langkah terakhir," ujarnya.

Permintaan Trombosit di PMI Meningkat

Kepala Seksi Pelayanan Medis Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jombang Rahmad Siwojo mengungkapkan, pada dua pekan awal bulan Januari, terjadi peningkatan permintaan trombosit.

Peningkatan permintaan trombosit dari sejumlah rumah sakit, mencapai 100 persen daripada kondisi biasanya.

"Sejak maraknya DBD, memang ada peningkatan permintaan trombosit di PMI," ungkap Siswojo.

Dalam kondisi biasa, jelas Siswojo, permintaan trombosit kepada PMI, dalam satu hari rata-rata 15 kantong.

"Per tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 14 ini, rata-rata permintaan 25 sampai 30 kantong," bebernya.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/16080591/dua-warga-meninggal-akibat-dbd-pemkab-jombang-galakkan-psn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke