Salin Artikel

Karang Taruna Cikoneng Ubah Limbah Bambu Jadi Miniatur Rumah

Para anak muda yang tergabung dalam karang taruna itu menjual kerajinannya lewat media sosial Facebook, dan Instagram. Mereka juga beberapa kali mengikuti pameran yang digelar pemerintah.

"Ini dari limbah bambu, atau bekas tunggul bambu dijadikan miniatur rumah," kata Encep Bilal, salah seorang anggota Karang Taruna Cikoneng saat ditemui di Pameran Karang Taruna Kabupaten Ciamis, Sabtu (29/12/2018). 

Ada berbagai divisi di karang taruna ini. Ada divisi pencari limbah bambu untuk bahan kerajinan, divisi yang memproduksi kerajinan dan divisi pemasaran hasil kerajinan.

"Alhamdulillah banyak limbah bambu yang tersedia. Tidak ada yang sia-sia, semua bisa diolah," ucap Bilal.

Dia mengaku, tidak ada kendala berarti dalam hal produksi. Mereka hanya kesulitan saat memasarkan hasil kerajinannya. "Pemasarannya belum luas. Itu saja yang jadi kendala. Selain itu, anggota karang tarunanya belum banyak," kata dia.

Proses pengerjaan kerajinan tersebut, menurut Bilal, tidak sama. Untuk miniatur rumah pohon, dikerjakan sekitar satu hari. Untuk miniatur rumah yang besar butuh waktu 2 minggu.

"Miniatur rumah yang lebih besar butuh satu bulan pengerjaan. Butuh konsentrasi dan pengalaman saat membuatnya," sebut Bilal.

Untuk harga, lanjut dia, kerajinan hasil produksi karang taruna ini cukup beragam. Harga dijual mulai Rp 150.000 hingga Rp 1,5 juta. "Tergantung tingkat pengerjaan," katanya.


Mindset pemuda harus diubah

Kerajinan yang diproduksi Karang Taruna Cikoneng berawal dari dua orang pemuda, Yuda dan Yoyo Dahyo. Sekitar satu setengah tahun lalu, Yuda mengajak Yoyo untuk mendaur ulang limbah bambu.

Saat itu keduanya bertekad supaya pemuda bisa memiliki usaha sendiri, tidak bergantung pada orang lain. "Yang dibuat pertama adalah miniatur rumah," kata Yoyo.

Yoyo dan Bilal berharap semua pemuda di kampungnya bisa terlibat dalam usaha pembuatan kerajinan ini.

"Saya ingin menginspirasi pemuda lain agar jangan setelah sekolah, sulit dapat kerja, jadi pengangguran dan jadi berandalan. Bukan seperti itu. Harus bisa buka usaha sendiri," kata Yoyo.

Bilal menimpali, pemuda tidak harus selalu kerja di kota besar. Di kampung sekalipun, tetap banyak peluang bekerja asal ada kemauan dan kesadaran.

"Kita kerja enggak usah jauh-jauh. Asal ada kemauan dan kesabaran. Setelah itu keyakinan. Yakin kita bisa," tegas Bilal.

Menurut dia, Tuhan sudah memberi potensi dalam setiap diri manusia. "Mindset jadi pekerja di kota besar yang harus diubah. Ingat, setiap manusia pasti punya potensi, kemampuan," katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/12/31/07494681/karang-taruna-cikoneng-ubah-limbah-bambu-jadi-miniatur-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke