Salin Artikel

"Jangan Biarkan Damai Ini Pergi..."

Syair lagu itu menyentuh umat yang khusyuk mengikuti ibadah. Tidak sedikit umat yang ikut melantunkan lagu itu.

Di akhir tembang, mereka menyambutnya dengan tepuk tangan membahana.

"Jangan biarkan damai ini pergi. Jangan biarkan semuanya berlalu. Hanya padamu Tuhan, tempatku berteduh, dari semua kepalsuan dunia," ucap Yuliyanto melantunkan lagu yang pernah dipopulerkan Chrisye itu.

Nyanyian ini sebenarnya bagian penutup dari sambutan Yulianto di Natal Bersama Gereja-gereja se-Salatiga di Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, ia mengungkap syukur bahwa Salatiga tumbuh jadi daerah di mana para warga selalu rukun, berdampingan, dan tidak terjadi perbedaan berarti di antara mereka.

Menurut dia, kedamaian di antara warga berawal dari sikap menjunjung nilai hak asasi manusia.

Hal itu pula yang membuat Salatiga dinobatkan sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia.

"Kita bertanggung jawab menjunjung tinggi hak asasi dan kita mewujudkannya (di antara warga)," kata Yuliyanto.

Salatiga juga bisa jadi parameter bagi daerah lain untuk juga mewujudkan toleransi dan menjunjung hak asasi bagi warganya.

Yulianto berharap, Salatiga bisa jadi gambaran agar semua warga di daerah lain mengakhiri konflik dan menjadikan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam kehidupan keseharian.

"Kita berharap kondusifitas daerah agar pilpres berjalan baik," kata Yuliyanto.

Ia hadir untuk semua umat manusia, tanpa membedakan apapun. Menurut Yefta, perbedaan bukan untuk dipertentangkan. Sebaliknya, untuk mewujudkan kebersamaan.

"Perbedaan itu bukan diadu tapi dipadukan," kata Yefta.

Natal kali ini diselenggarakan Badan Kerjasama Gereja-gereja Salatiga. Perayaan itu dikemas dengan membuat panggung di tengah Lapangan Pancasila.

Lapangan ini memang selalu menjadi saksi keberagaman di Salatiga. Kegiatan keagamaan maupun hari raya selalu terpusat di lapangan ini.

Panggung lebar dilengkapi band, ditambah saxophone, hingga kendang. Puluhan penari tamborin memeriahkan acara di sana.

Perayaan berlangsung lancar sejak pukul 04.00 WIB hingga 06.30 WIB. Ribuan orang hadir memadati lapangan.

Warga antusias mengikuti acara ini. Seorang warga Grogol bernama Asti Rachmayuni (53) tiba di Lapangan Pancasila sejak pukul 04.00 WIB.

Ia datang bersama 5 anggota keluarganya, sambil masing-masing membawa alas duduk.

"Dari tahun ke tahun, selalu semakin meriah. Tahun ini tidak hanya perayaan di sini, tapi sehari sebelumnya juga ada parade Natal keliling kota," kata Asti.

Asti mengaku tak pernah absen menikmati kemeriahan perayaan natal gereja-gereja ini.

Dari tahun ke tahun perayaan selalu berlangsung aman, lancar, dan menunjukkan kedamaian serta kerukunan menjadi bagian dari Salatiga. 

https://regional.kompas.com/read/2018/12/25/14235411/jangan-biarkan-damai-ini-pergi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke