Salin Artikel

Umat Kristiani di Flores Bangun Kandang Natal Berbentuk Rumah Panggung

Tak terkecuali umat Kristiani di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Setiap Desember dalam kalendar liturgi dan nasional di periode setahun, umat Kristiani di Pulau Flores mulai mempersiapkan perayaan Natal, perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.

Perayaan Natal memiliki keunikan tersendiri di masing-masing daerah di seluruh dunia, ada perayaan sinterklas, pembuatan pohon Natal di berbagai kota besar di seluruh dunia. Bahkan beraneka hidangan dipersiapkan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.

Tak terkecuali di Pulau Flores, umat Kristiani memiliki tradisi yang terinspirasi dengan kandang Natal di Betlehem 2000 tahun silam.

Lewat kisah-kisah yang diwartakan oleh misionaris Eropa pertama 500 tahun lalu, umat Kristiani di Pulau Flores mengetahui kisah kandang Betlehem sebagai tempat kelahiran Sang Juru Selamat Dunia.

Dari Flores Timur, misionaris Eropa itu mewartakan kabar Sang Juru Selamat Dunia ke wilayah Flores Barat. Tepat di pesisir Reo, Kecamatan Reo, Kabupaten Manggarai, 107 tahun yang lalu.

Salah satu yang dikisahkan dalam pewartaan misionaris Eropa itu tentang Kandang Betlehem, tempat kelahiran Yesus Kristus. Bermula dari kisah pewartaan itu, umat Kristiani di Keuskupan Ruteng, Flores Barat, membangun kandang Natal sesuai dengan bentuk rumah panggung sesuai warisan leluhur, meski di Gereja Katolik sudah ada kandang serupa seperti kandang Betlehem.

Kandang Natal bentuk rumah panggung ini dibangun secara gotong-royong umat Kristiani pada Minggu (23/12/2018). Mereka di antarnya Petrus Kanisius Ardy Kubik, umat Komunitas Umat Basis (KUB) Gerejani Tahta Kebijaksanaan Mabakou, Lingkung Mabakou, Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga dan orang muda Katolik bersama anak-anak dan orangtua.

Selain itu, umat di komunitas lain di Paroki itu juga penuh semangat mengerjakan kandang Natal menyambut Kelahiran Sang Almasih Agung.

Mereka membangun kandang Natal dengan penuh antusias. Beberapa di antara mereka menyiapkan alang-alang, tiang bambu, kertas, serta patung domba, patung malaikat, patung Yesus berukuran kecil serta patung keluarga kudus dari Nazaret.

Anggota komunitas basis gerejani (KBG) menghidangkan minuman kopi khas Manggarai Raya ditambah dengan kue Natal.

Setelah selesai dibangun pada sore hari, kandang Natal ini kemudian diberkati oleh Pastor Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, dan Sisilianus G Angkur Pr didampingi Ketua Dewan Pastoral Paroki Lukas Sumba dan Ketua Stasi Fian.

Saat memberkati kandang Natal secara bergiliran di seluruh Komunitas Umat Basis (KUB) Gerejani, umat penuh gembira berdoa bersama di depan kandang Natal tersebut.

Pastor Angkur kepada Kompas.com, Minggu (23/12/2018) mengatakan sangat terharu atas antusias umat Katolik di setiap Komunitas Umat Basis (KUB) Gerejani yang bekerja sama dalam mengerjakan kandang Natal.

“Kandang Natal yang dibuat di seluruh Komunitas Basis Gerejani di Parokinya merupakan wujud iman umat bagi Kelahiran Sang Juru Selamat Dunia. Yang lebih mengharukan bagi saya adalah saat memberkati kandang Natal, seluruh umat di komunitas berkumpul dan berdoa bersama di depan kandang Natal tersebut. Saya baru pertama kali mengalami peristiwa ini selama ini,” jelasnya.

Pastor Angkur menjelaskan, banyak kisah lisan diceritakan umat saat berkunjung dan memberkati kandang Natal. Masing-masing anggota Komunitas Umat Basis (KUB) Gerejani memiliki cara tersendiri dalam membangun kandang Natal.

“Selama saya bertugas di Paroki Katedral Ruteng sebagai pastor rekanan dan juga selama di Paroki Dampek, saya tidak pernah memberkati kandang Natal di setiap komunitas. Di Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, saya bergiliran memberkati kandang Natal sambil mendengarkan kisah dari umat,” jelasnya.

Ketua Dewan Pastoral Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Lukas Sumba kepada Kompas.com, Minggu (23/12/2018) menjelaskan, ada 36 Komunitas Umat Basis (KUB) Gerejani di pusat Paroki, belum termasuk di Gereja Stasi di luar pusat Paroki. Umat komunitas basis gerejani membangun kandang Natal secara berkelompok.

“Kandang Natal yang ada di setiap Komunitas Basis Gerejani (KBG) merupakan inisiatif dari umat itu sendiri. Kebiasaan mengerjakan kandang Natal untuk menyambut perayaan Natal sudah sejak lama dilakukan umat secara mandiri. Ini wujud dari iman umat untuk mengenang kandang Betlehem, sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus. Saya bersyukur atas inisiatif umat dalam mengerjakan kandang Natal di komunitas masing-masing,” jelasnya.

“Umat sangat gembira saat mengerjakan kandang Natal secara berkelompok di komunitas masing-masing. Ini wujud iman umat dalam menyambut kelahiran Sang Juru Selamat, Emanuel,” jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/24/07101921/umat-kristiani-di-flores-bangun-kandang-natal-berbentuk-rumah-panggung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke