Salin Artikel

Cerita Korban Banjir Bandang Dairi: Potongan Kayu, Batu, dan Air, Mengejar Kami...

“Kejadiannya sangat cepat, hitungan menit. Potongan kayu-kayu besar bercampur batu, lumpur dan air tiba-tiba datang ke areal ladang kami,” katanya, Rabu (19/12/2018) sore.

Saat itu, kata Rahman, dia yang sedang berteduh di gubuk tak jauh dari gubuk ayahnya Jaludin Boang Manalu (68).

Begitu melihat material banjir bandang tersebut, ia langsung menggendong anaknya yang berusia empat tahun. Sementara istrinya menggendong bayinya yang baru berusia 9 bulan. Mereka berlari sekencang mungkin.

“Saya dan istri serta dua anak saya lari menghindari banjir. Ayah saya di belakang kami tinggalkan. Rasanya seperti belum percaya kejadian Selasa sore itu,” ungkapnya.

Rahman menyebut, dia dan istri serta orangtuanya berladang gambir. Mereka di ladang sejak pagi. Hujan baru turun sore hari.

“Tidak ada tanda-tanda akan terjadi banjir bandang. Kejadiannya berlangsung sangat cepat,” katanya.

Sementara itu, dia dan saudaranya hingga Rabu sore masih terus melakukan pencarian ayah mereka Jaludin Boang Manalu di sepanjang aliran sungai lokasi sekitar lokasi.

“Kami masih terus mencari. Menyusuri sepanjang sungai. Banyak potongan kayu besar, batu dan lumpur bertumpuk. Tapi belum juga kami temukan,” kata janes Boang Manalu, putra dari Jaludin Boang Manalu.

Kecewa dengan petugas

Janes mengaku kecewa karena petugas yang melakukan pencarian di lokasi sudah tak tampak lagi.

“Hanya kami sampai sekarang yang mencari, sekitar 10 orang kami. Ada memang petugas di sini, tapi di mobilnya mereka duduk-duduk,” kata Janes.

Hal senada disampaikan aparat Desa Longkotan, Neni boru Sinaga. Dia berharap petugas yang melakukan pencarian agar ditambah personelnya.

“Sebaiknya ditambah petugas. Memang ada dari TNI, Polri, Basarnas dan BPBD di lokasi. Agar korban segera ditemukan,” kata Neni.

Hingga saat ini, satu korban di Desa Longkotan belum ditemukan, demikian juga di Desa Bongkaras. 

https://regional.kompas.com/read/2018/12/19/18131771/cerita-korban-banjir-bandang-dairi-potongan-kayu-batu-dan-air-mengejar-kami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke