Salin Artikel

Tangis Ahmad Mubarak, Bocah Tanpa Anus dan Saluran Kencing...

Ia terpaksa buang air besar dan kencing melalui saluran yang dibuat di bagian perutnya.

Sepintas, Ahmad terlihat tak punya masalah gangguan kesehatan. Seperti anak-anak seusianya, Ahmad tampak senang bermain mobil-mobilan atau permainan apa saja di rumahnya.

Namun, anak pasangan Aco dan Naimah, warga lingkungan BTN Stadion, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali Mandar, itu harus menangis kesakitan ketika akan buang air besar atau kencing.

Naimah, ibu bocah itu menduga, anaknya merintih kesakitan karena harus BAB dan kencing melalui saluran buatan yang dibuat di perut anaknya itu.

“Dia sering menjerit kesakitan saat mau buang air besar atau kencing," kata Naimah, ibu bocah tersebut, Jumat (14/12/2018).

Kedua orangtuanya tak kunjung mengoperasikan anak mereka ke dokter ahli atau rumah sakit karena alasan butuh biaya hingga jutaan rupiah.

Dokter membuat saluran untuk BAB dan kencing saat Ahmad berusia 2 bulan. Ahmad tidak bisa dibuatkan saluran pembuangan sejak lahir karena usia yang masih kecil.

Semula, dokter hendak membuat saluran di perut bocah itu saat berusia 6 bulan. Namun, karena perutnya terus membuncit, kesakitan, dan kesulitan bergerak, bocah ini akhirnya di operasi pada usia dua bulan.

Naimah menuturkan, sejak mengandung, ia rutin memeriksakan diri ke bidan terdekat. Selama kehamilan, sang bidan mengatakan kandungannya baik-baik saja.

Hanya saja, saat mengandung, ia memang tak pernah melakukan USG di dokter.

Naimah melahirkan anaknya di rumah salah satu bidan setempat melalui proses persalinan normal.

Naimah kaget saat mengetahui anaknya lahir cacat fisik, termasuk tidak memiliki anus dan saluran kencing.

Meski ditakdirkan melahirkan anak yang tidak sempurna karena kondisi fisiknya, namun Naimah mengaku tetap bersyukur menerima karunia yang diberi oleh Tuhan.

Namun, orangtua Ahmad kini cemas dengan kondisi perkembangan kesehatan anak mereka seiring bertambahnya usia.

Orangtua berharap, kelak Ahmad bisa menjalani operasi agar bisa memiliki anus dan saluran kencing seperti anak-anak normal lainnya.

Kendala biaya membuat operasi untuk Ahmad tak kunjung bisa dilakukan. Ayah Ahmad berprofesi sebagai penambang pasir berpenghasilan tidak menentu.

Sementara, Naimah hanya seorang ibu rumah tangga. Selama ini, keluarga ini hanya mengandalkan kartu KIS untuk Ahmad.

Namiah berharap, ada tangan-tangan tulus para dermawan yang bersimpati untuk membantu mengoperasi anaknya, agar kelak dapat tumbuh dewasa seperti anak-anak normal lainnya.

“Sudah lama rencana mau operasi agar dia sehat dan normal seperti anak-anak seusianya, tapi karena masalah biaya, sampai kini tak kunjung dioperasi. Semoga ada yang dermawan yang bersimpati,” kata Naimah.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/14/18002321/tangis-ahmad-mubarak-bocah-tanpa-anus-dan-saluran-kencing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke