Salin Artikel

Bencana Alam di Probolinggo dan Malang, Ratusan Warga Terisolir, 2 Warga Hilang hingga Akses Jalan Terputus

KOMPAS.com - Dua warga hilang dan tujuh jembatan putus saat banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Probolinggo.

Saat bencana banjir dan longsor tersebut, dua warga di Kecamatan Tiris tersebut dikabarkan hilang. Petugas masih memastikan apakah kedua korban hanyut terseret banjir atau tertimbun longsor.

Semenatar itu, puluhan rumah milik warga pun hancur saat longsor menerjang wilayah Tritis tersebut, Senin (10/12/2018).

Masih di wilayah Jawa Timur, banjir juga melanda Kota Malang. Akibatnya, sebuah sekolah terendam banjir setinggi 1,5 meter. Wali Kota Malang pun meminta maaf atas bencana tersebut.

Berikut sejumlah fakta terkait bencana banjir dan longsor di Probolinggo dan Malang:

Banjir bandang dan longsor yang terjadi di kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merusak 63 rumah dan bangunan dan 7 jembatan.

Terputusnya 7 jembatan tersebut membuat ratusan warga terisolir. Menurut Camat Tiris, warga yang terisolir mencapai 566 Kepala Keluarga (KK).

“Banjir bandang juga merusak tujuh jembatan yang ada di wilayah Kecamatan Tiris, empat jembatan di Desa Andung Biru dan tiga jembatan di Desa Tiris,” jelasnya, Selasa (11/12/2018).

Jalan penghubung Kabupaten Probolinggo dengan Kabupaten Jember di Desa Tlogo Argo juga rusak terkena longsor.

“Akses menuju sejumlah titik bencana terputus, hanya bisa dilalui dengan jalan kaki sejauh lima kilometer. Pembersihan jalan terus dikebut. Semoga lekas bisa terbuka jalurnya, biar pasokan bantuan cepat sampai,” kata Robi.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo Teguh Kawiandoko menyebut, pihaknya tengah berupaya membersihkan jalur yang terputus.

“BPBD berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk mendatangkan alat berat agar akses jalan menuju lokasi bencana bisa cepat dibersihkan dan dilewati kembali. Kita sudah kirimkan bantuan ke lokasi. Termasuk membangun tenda untuk tempat tinggal para korban," tukasnya.

Lokasi Desa Tiris berada di dataran tinggi. Hujan deras selama empat jam di daerah dataran tinggi tersebut memicu banjir dan longsor, pada hari Senin (10/12/2018).

“Banjir bandang terjadi di sepanjang alur sungai mulai Andungbiru sampai Tiris. Bencana longsor juga terjadi di Desa Andungbiru dan Tlogoargo,” jelas Robi, Selasa (11/12/2018).

Akibat bencana banjir bandang itu, dua orang dilaporkan hanyut terbawa arus sungai. Dua rumah juga dilaporkan tertimpa longsor.

“Saya semalam ke lokasi saat dengar ada banjir bandang. Info yang kami terima, akibat banjir bandang, dua korban hanyut dan dua rumah rusak tertimpa longsor,” tambahnya.

Camat Robi menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPPD, polsek, puskesmas untuk warga yang terkena bencana.

“Saat ini jalan menuju lokasi longsor belum bisa dilewati akibat terbenam longsoran dan listrik padam. Kami akan evakuasi korban dan kerja bakti,” katanya.

Sementara itu, menurut Romli, salah satu warga Andungbiru, dua orang yang hilang akibat bencana itu adalah Siti Munawaroh (19) dan Akbar Maulana (10). Kedua warga tersebut belum diketahui apakah hanyut karena banjir atau terkena longsor.

“Saat kejadian di wilayah atas sedang diguyur hujan deras dan tiba-tiba air bercampur lumpur di sungai meluap. Saya langsung lari dan rumah bagian belakang rusak. Bahkan, jembatan penghubung ke kawasan kebun teh terputus,” Romli.

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 18 Kota Malang ikut terdampak banjir saat Kota Malang dilanda hujan pada Senin (10/12/2019). 

Sejumlah berkas penting milik sekolah rusak terendam banjir. Misalnya, alat pembelajaran dan rapor siswa yang rencananya akan dibagikan untuk semester ganjil.

"Rapor yang tidak terselamatkan ada empat kelas, kelas 9G, 9H dan kelas 8G, 8H. Total sekitar 120 siswa," katanya.

Nantinya, pihak sekolah akan membuat rapor baru bagi 120 siswa tersebut berdasarkan pada nilai yang masih tersimpan di dokumen sekolah.

Selain itu, sembilan ruangan di sekolah itu terendam air hujan hingga ketinggian 1,5 meter.

Guru Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 18 Kota Malang, Aziz Qubaedi mengatakan, diantara ruangan yang terendam air hujan adalah ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang inklusi dan aula.

"Yang terkena hanya ruang guru, TU, kepala sekolah, ruang inklusi dan aula. Total ada sembilan ruangan," katanya, Selasa (11/12/2018).

Sumber: KOMPAS.com (Ahmad Faisol, Andi Hartik)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/12/20055481/bencana-alam-di-probolinggo-dan-malang-ratusan-warga-terisolir-2-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke