Salin Artikel

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

WAMENA, KOMPAS.com — Upaya menyelamatkan Efrandi P Hutagaol tak bisa dilakukan Jimmy Rajagukguk (Aritonang), korban selamat atas teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. 

Akhirnya, Jimmy Rajagukguk terpaksa meninggalkan rekannya di sebuah rawa di pinggiran jurang.

Pasalnya, saat mereka berupaya melarikan diri, Efrandi P Hutagaol terluka akibat tertembak di bagian telapak kaki. 

Jimmy yang kemudian berlari seorang diri, lantaran 10 orang temannya sudah meninggalkannya jauh, berhasil menyelamatkan diri berkat adanya sebuah rawa saat jalan menikung. 

Di dalam rawa itu, Jimmy pun bertemu 3 temannya yang mendahuluinya saat kabur. Setelah itu, mereka berempat pun melanjutkan perjalanan ke dalam hutan dan juga sempat beristirahat.  

“Jadi saat meninggalkan almarhum Hutagaol, jarak saya sudah dekat dengan kelompok KKB. Namun, karena ada jalanan menikung, saya berhasil mengelabui mereka dengan masuk ke dalam rawa-rawa. Di sana ada tiga rekan saya yang lainnya. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan dan beristirahat,” ungkapnya kepada Kompas.com. 

Jimmy bercerita, tak lama mereka beristirahat di dalam hutan, KKB kemudian terlihat lagi oleh mereka, jaraknya sudah dekat. Hal itu kemudian membuat mereka berempat lomba lari satu sama lain. 

“Saat itu kami seperti lomba lari. Saya posisi nomor 2 dari kami berempat. Karena saya sudah tidak sanggup lari, akhirnya saya memutuskan sembunyi d idalam sebuah pohon besar yang tumbang di pinggir jalan,” katanya. 

Pada saat bersembunyi, lanjut Jimmy, ia mendengar dua orang temannya di belakang tertangkap dan minta tolong agar tidak dibunuh. Kemudian, terdengar suara mereka dibunuh dengan senjata tajam. 

“Saya memprediksi saat itu dua teman saya yang tertangkap langsung dibunuh. Karena saya tidak kuat lagi berlari, saya putuskan bersembunyi di dalam pohon. Usai teman saya dibunuh, kelompok KKB terus melanjutkan perjalanannya,” ujarnya. 

"Posisi saya yang tertidur kemudian dilangkahi oleh kelompok KKB. Namun, mereka tidak mengetahui posisi saya. Kemudian saya pun beristirahat kurang lebih 1 jam. Sempat terlintas untuk melanjutkan perjalanan malam hari karena saat itu hari sudah sore. Namun, karena takut tersesat di malam hari, saya melanjutkan perjalanan dengan mengikuti jejak para kelompok KKB,” tuturnya. 

 Setelah kembali terpisah, Jimmy Rajagukguk sepanjang jalan terus berdoa dan berpasrah apabila kemudian tertangkap dan dibunuh. Apa yang dipikirkannya saat itu, ikuti tulisan selanjutnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/12/11261451/jimmy-kisahkan-penyerangan-kkb-di-nduga-papua-berlindung-di-rawa-dan-pohon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke