Salin Artikel

Surabaya Dinobatkan Jadi Kota Toleran, Ini Komentar Risma

SURABAYA, KOMPAS.com - Kota Surabaya menempati peringkat ke-10 dalam Indeks Kota Toleran (IKT) di Indonesia tahun 2018.

Kajian tersebut dilakukan Setara Institute terhadap 94 kota di Indonesia untuk mengukur praktik toleransi yang dilakukan pemerintah kota.

Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang ditemui di Balai Kota, Senin (10/12/2018), beberapa regulasi atau kebijakan pemerintah kota diatur memang bertujuan untuk menjadikan Surabaya sebagai kota toleran di Indonesia.

Salah satu regulasi Pemerintah Kota Surabaya menjadikan Kota Pahlawan sebagai daerah toleran, menurut Risma, yakni dengan membangun banyak taman di berbagai wilayah Kota Surabaya.

"Sebetulnya, salah satu tujuanku membangun Kota Surabaya itu agar menjadi kota toleran. Makanya kita bangun banyak taman," tutur Risma.

Menurut dia, semua taman di Surabaya dibangun dengan kondisi yang bagus dan indah. Dengan begitu, orang kaya tidak malu untuk datang atau sekadar bermain di taman.

Sebaliknya, warga dengan penghasilan rendah, juga dapat menikmati keindahan taman tanpa harus mengeluarkan biaya.

Dengan demikian, kata Risma, semua warga dari berbagai latar belakang, etnis, agama, dapat berkumpul jadi satu dan hidup berdampingan.

"Mulai balita, remaja, orangtua, semua bertemu. Mulai hitam, putih, sampai kaya dan miskin itu datang. Salah satu tujuanku bangun taman bagus tujuannya untuk toleransi," imbuh Risma.

Tak hanya itu, sejumlah taman yang dibangun di Kota Surabaya sudah dilengkapi WiFi gratis. Tujuannya, anak-anak dan remaja di Surabaya mau untuk berkunjung ke taman.

"Karena taman itu bersih dan indah, yang kaya pun mau datang. Dia enggak malu untuk datang ke taman," kata dia.

"Mimpi saya ingin membangun banyak taman di Surabaya. Nanti kita tambah terus sampai ke pinggiran-pinggiran," ujar dia.

Di wilayah Gunung Anyar, misalnya, sebut Risma, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan lahan 4 hektare untuk dibangun taman.

"Di Surabaya Utara kita juga lagi siapkan. Dan yang miskin tidak perlu keluarkan uang karena kita bangun taman yang berbeda-beda. Tapi, yang kaya tidak malu datang karena tamannya bagus," sambung dia.

Oleh Risma, taman dijadikan sebuah medium untuk mempertemukan ragam karakter, latar belakang, kepercayaan, hingga status sosial masyarakat, untuk saling berbaur dan menghargai satu sama lain.

Selain Kota Surabaya, berikut 10 kota toleran peraih penghargaan versi Setara Institute:

1. Singkawang (skor: 6,513)

2. Salatiga (skor: 6,477)

3. Pematang Siantar (skor: 6,280)

4. Manado (skor: 6,030)

5. Ambon (skor: 5,960)

6. Bekasi (skor: 5,890)

7. Kupang (skor: 5,857)

8. Tomohon (skor: 5,833)

9. Binjai (skor: 5,830)

10. Surabaya (skor: 5,823)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/10/19442181/surabaya-dinobatkan-jadi-kota-toleran-ini-komentar-risma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke