Salin Artikel

Di Balik Kisah Difabel Rahmat Hidayat, Jago Desain, Idolakan Igun, hingga Ingin Bertemu Jokowi

KOMPAS.com - Nama Rahmat Hidayat (25), pemuda asal Ciawitali, Bandung Barat, kini mulai dikenal. Bakatnya dalam bidang desain membuat banyak orang kagum.

Keterbatasan fisik yang dimiliki Rahmat tidak menjadi penghalangnya dalam berkarya dan menjadi desainer busana yang andal.

Meski tak pernah mencicipi pendidikan formal, desain busana karya Rahmat telah menjadikannya sebagai tulang punggung keluarga. 

Desain baju karya Rahmat menarik perhatian banyak orang, salah satunya desainer papan atas, Anne Avantie.

Rahmat pun berbagai cerita pengalaman hidupnya, termasuk keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Inilah fakta dari perjuangan Rahmat Hidayat:

Rahmat lahir dari pasangan Ati Susilawati dan Hasan. Anak sulung dari lima bersaudara ini tinggal di Kampung Ciawitali RT 02 RW 06 Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.

Dari Kota Bandung, rumah Rahmat berjarak sekitar 20 kilometer.

Jalan menuju ke rumah Rahmat tak mudah. Hanya ada jalan setapak yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

Pria berusia 25 tahun ini memupuk mimpinya menjadi desainer sejak usia 7 tahun. Tekad dan semangat besar telah mengalahkan keterbatasan fisiknya.

Ragam karya desain busana yang ia goreskan membuat Rahmat menjadi terkenal, meski ia tak pernah mengenyam pendidikan formal.

"Saya suka gambar sejak umur 7 tahun," ucap Rahmat saat ditemui Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Inspirasinya waktu itu muncul saat melihat film drama Korea berjudul King of Fashion yang berkisah anak muda yang bercita-cita menjadi desainer.

"Kalau senang desain busana waktu 2010. Saya terinspirasi dari film Korea King of Fashion. Di film itu pas saya lihat saya dari kecil suka gambar, kenapa gak saya coba kembangkan agar bisa jadi desainer terkenal," kata Rahmat.

Semangatnya semakin tumbuh. Bermodal bakat menggambar secara otodidak, ia memberanikan diri untuk mendesain sebuah gaun sederhana bermotif bunga.

"Iya dulu mulai gambar gaun, tapi ya begitu lah engggak terlalu bagus," ujar Rahmat.

Sadar akan terbatasnya ilmu desain yang ia miliki, Rahmat mulai mencari referensi dan ide lewat media sosial. Ia pun banyak bergabung dalam grup penyuka desain di Facebook.

Ketekunan Rahmat perlahan mulai membuahkan pundi-pundi rupiah. Beberapa desainnya mulai diminati. Satu desain ia jual hanya Rp 50 ribu. Hasilnya digunakan untuk menyambung hidup keluarganya.

Rahmat kini jadi tulang punggung keluarga, terlebih saat ayahnya berpulang tiga tahun silam.

Ati Susilawati, ibu Rahmat, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat karya anak sulungnya mulai dikenal masyarakat.

"Saya bangga, senang banget punya anak berbakat. Dia emang dari kecil senang gambar. Padahal dia gak pernah sekolah formal. Bisa baca dan hitung juga diajarin bibinya," ujar Ati.

"Dia sering bantu saya, masak, nyuci piring. Sekarang dia tulang punggung keluarga. Saya ngandelin hasil Rahmat jualan gambarnya. Saya harap Rahmat jadi desainer yang sukses," lanjut Ati.

Rahmat mengatakan, salah satu sosok yang ia kagumi dalam dunia desain busana adalah Ivan Gunawan.

"Gak tahu, saya suka karakter desainnya. Saya ingin bisa seperti Kak Ivan, jago banget desainnya. Saya ingin ketemu Kak Ivan," ungkap Rahmat saat ditemui di kediamannya, Selasa (27/11/2018).

Selain itu, Rahmat juga sangat ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, Rahmat tengah mendesain sebuah busana khusus untuk Jokowi.

"Saya suka keramahan Beliau. Kalau ketemu saya ingin buatkan desain baju untuk Pak Jokowi," ujar Rahmat.

Anne Avantie datang ke rumah Rahmat pada Selasa (27/11/2018). Anne mengungkapkan kekagumannya terhadap perjuangan dan karya Rahmat.

"Kalau melihat garisnya, dia menggambar karena dia punya instruksi yang datang dari hati, yang kemudian dia respons. Banyak orang yang ada dorongan dari hatinya tapi tak direspons. Dia dapat dorongan, direspons, dan menggerakkan sebagai suatu hal yang berarti bagi dia dan bisa menghidupi dia dan keluarga," kata Anne.

Selain itu, Anne berencana membantu Rahmat untuk bisa mengembangkan karyanya dan menjadi tulang punggung keluarga.

"Rahmat ini saya rasa sudah punya penghasilan di sini, saya mungkin nanti akan bicara dengan kades-nya atau pemda setempat untuk melihat lebih dalam lagi. Sebetulnya bakat ini kan aset, saya sayangkan kenapa dia enggak bersekolah, adik-adiknya enggak bersekolah dan ini masalahnya lebih pada kedekatan pemerintah dengan warganya. Kemudian memberikan pendampingan," ungkap Anne.

"Rencananya saya memang mau (bantu) membangun semangat dia, dia itu kepala rumah tangga, tulang punggung keluarga, gila banget ya dan menghidupi keluarganya dari jual ini (desain)," kata Anne.

Sumber: KOMPAS.com (Dendi Ramdhani)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/01/20123111/di-balik-kisah-difabel-rahmat-hidayat-jago-desain-idolakan-igun-hingga-ingin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke