Salin Artikel

Melihat Tradisi Weh-wehan untuk Menyambut Maulid Nabi Muhammad

Sebab saat ini, masyarakat yang ada di kampung-kampung Kaliwungu tersebut sedang merayakan tradisi ketuwin atau Weh-wehan atau saling memberi.

Warga saling berkunjung dan memberi makanan. Tradisi ini digelar dalam rangka menyambut maulid Nabi Muhammad SAW.

“Ini tradisi tahunan yang selalu kami rayakan,” kata Rikayanah (36), salah satu warga kampung di Kaliwungu.

Rikayanah menambahkan, tradisi Weh-wehan sudah ada sejak dirinya kecil. Namun makanan yang diberikan sudah sedikit berubah.

“Kalau dulu ada makanan khas Sumpil, sekarang makanan itu sudah jarang. Kebanyakan jajanan anak-anak,” ujarnya.

Sumpil, jelas Rikayanah, adalah makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun bambu. Bentuknya segitiga dan cara memakannya dengan sambal kelapa.

“Kayak ketupat, tapi kalau Sumpil dibungkus daun bambu dan kecil-kecil,” katanya.

Warga Kaliwungu lain, Any, mengaku ia selalu menyediakan makanan di tradisi Weh-wehan menyambut maulid Nabi Muhammad. Makanan itu untuk ditukarkan kepada tetangga yang memberinya makanan.

“Lengkap. Selain Sumpil ada juga jajanan anak, “ ujarnya.

Tradisi Weh-wehan, jelasnya, adalah peninggalan nenek moyang. Tradisi itu perlu dilestarikan karena bisa menjaga kerukunan warga.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/19/22262001/melihat-tradisi-weh-wehan-untuk-menyambut-maulid-nabi-muhammad

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke