Salin Artikel

5 Cerita Unik Borobudur Marathon, Ibu Hamil 8 Bulan hingga Air Badheg untuk Pelari

KOMPAS.com — Ajang bergengsi Borobudur Marathon 2018 menyita perhatian dunia. Lebih dari 200 pelari dari sejumlah negara ikut ambil bagian pada Minggu (18/11/2018).

Kerja sama antara harian Kompas dan Bank Jateng kali ini mengusung konsep budaya, olahraga, dan pariwisata. Peran serta masyarakat dan suasana alam nan indah memacu semangat pelari menuntaskan rute lari.

Sejumlah cerita unik dan inspriratif pun terungkap dalam edisi ketujuh ajang yang sudah digelar sejak 2012 lalu itu.

1. Kristine, ibu yang hamil 8 bulan ikut marathon

Bagi Kristine, berlari merupakan wujud cinta. Berlari sudah mendarah daging bagi dirinya. Meskipun tengah mengandung delapan bulan, dirinya pun ikut dalam Borobudur Marathon 2018 kali ini.

Tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti ajang yang diselenggarakan Pemprov Jateng, didukung Bank Jateng dan harian Kompas ini, karena Kristine memang sudah rutin olahraga lari minimal 3 kilometer setiap hari.

"Persiapan cuma joging kecil, minimal 3 kilometer tiap hari. Harus lari, supaya nanti (usai cuti persalinan) tidak kaget untuk mulai lari lagi," kata dia.

Ia bersyukur, sepanjang berolahraga, kondisi janin dalam kandungannya tetap sehat. Meski sudah terbiasa, Kristine tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

"Puji Tuhan sehat. Tetap konsultasi dulu ke dokter, kalau fisik oke, ya enggak apa-apa. Kuncinya terbiasa saja," tutur dia, memberi tips bagi ibu hamil yang ingin berolahraga lari.

2. Alasan Sandiaga urungkan niat ikut Borobudur Marathon

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sedianya akan mengikuti Bank Jateng Borobudur Marathon di Candi Borobudur, Magelang, Minggu (18/11/2018).

Namun, keinginan itu gagal karena ia khawatir keikutsertaannya di ajang olahraga lari yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng, didukung oleh Bank Jateng dan harian Kompas itu, dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu.

"Saya sudah coba mendaftar, tapi khawatir dipolitisasi, nanti dianggap menggunakan ajang lari sebagai bagian kampanye politik. Saya putuskan tidak ikut," kata Sandi di sela-sela kunjungan ke Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Sabtu (17/11/2018).

Selain itu, Sandiaga juga membatasi sikapnya terkait ajang olahraga internasional tersebut.

"Saya tidak ikut (lari) dan tidak juga men-cheering pelari, karena takut mengganggu proses Borobudur Marathon, menghormati pelari," ucap Sandi.

3. Mimpi Borobudur Marathon di masa depan

Lomba lari jarak jauh ini telah menembus 10.000 peserta dari berbagai belahan dunia dan daerah di Tanah Air.

Kurang lebih sebanyak 205 pelari datang dari 30 negara, antara lain Negeri Jiran Malaysia, disusul Singapura, dan Amerika Serikat.

Para pelari dari Kenya yang tidak pernah absen di berbagai kejuaraan maraton dunia juga tidak ketinggalan pada Borobudur Maraton 2018 kali ini.

“Pelari tertua (bahkan) datang dari luar negeri, Judith Van Ginkel, 85 tahun, asal Belanda. Kemudian ada William Herman Vollmert, 76 tahun, asal Amerika Serikat,” kata Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Sabtu (17/11/2018).

Budiman menambahkan, kedua pelari itu turun di nomor 10 kilometer (10K).
Rasa antusias para peserta yang cukup besar tersebut pun memunculkan secercah harapan bagi penyelenggara.

“Kita punya mimpi apakah satu maraton di Indonesia ini bisa setara dengan Boston Marathon, Berlin Marathon, Tokyo Marathon, atau World Major Marathon yang lain,” kata Budiman.

4. Sajian khas warga disediakan bagi peserta lari

Masyarakat di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menyambut gembira perhelatan Bank Jateng Borobudur Marathon, pada 18 November 2018.

Beberapa dari mereka berencana menyiapkan makanan dan minuman cuma-cuma untuk para pelari.

Salah satunya warga di Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur. Warga menyediakan minuman tradisional badheg (air nira kelapa) di beberapa titik di jalan desa yang akan dilintasi pelari.

"Kami akan sediakan minuman badheg dan singkong rebus untuk camilannya, gratis untuk pelari yang melintas di sini," ujar Hari Solikah, perangkat Desa Wringinputih, Kamis (15/11/2018).

Menurut Hari, minuman dan makanan tersebut merupakan sajian khas dari Desa Wringinputih.

Penyajian ini sekaligus menjadi ajang promosi kepada para pelari yang berasal dari berbagai daerah bahkan luar negeri.

"Kami kenalkan kepada mereka kuliner khas Desa Wringinputih," ucap Hari.

5. Hasil lengkap Borobudur Marathon 2018, pelari Kenya tak terkejar

Dikutip dari Kompas.id, hasil lengkap maraton di Borobudur Marathon 2018 menunjukkan para pelari asal Kenya masih mendominasi.

Geoffrey Birgen mengukuhkannya menjadi juara pertama dalam kategori full marathon kelompok putra.

Berikut ini urutan pelari kelompok putri dan putra di kategori full marathon.

Kelompok Putra:

1. Geoffrey Birgen (2 jam 20 menit 11 detik)
2. Boaz Kipkorir Kipyego (+ 6 menit 18 detik)
3. David Kipruto Ngetich (+ 12 menit 40 detik)
4. John Muiruri Mburu (+ 13 menit 34 detik)
5. Dominic Kipkemboi (+17 menit 23 detik)

Kelompok Putri:

1. Edinah Jeruto Koech (2 jam 52 menit 51 detik)
2. Bundorich Pamela C (+7 menit 44 detik)
3. Everlyne JR (+14 menit 49 detik)
4. Yulianingsih (+17 menit 10 detik)
5. Olivia Sadi (+19 menit 53 detik)

Para pelari kelompok putra dan putri asal Kenya juga merajai kategori half marathon dan 10K. Mereka mendominasi di juara 1 hingga juara 3.

Sumber: Kompas.id, Kompas.com (Ika Fitriana, Dani Julius Zebua)

https://regional.kompas.com/read/2018/11/19/11075101/5-cerita-unik-borobudur-marathon-ibu-hamil-8-bulan-hingga-air-badheg-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke