Salin Artikel

Kisah Henita Cari Anak Pasca-gempa di Petobo, Melacak dengan Cinta hingga Ucapan Ulang Tahun

KOMPAS.com - "Kasih ibu, kepada beta tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi, tak harap kembali, Bagai sang surya, menyinari dunia"

Lirik lagu "Kasih Ibu" karya SM Mochtar tersebut setidaknya menggambarkan betapa dala dan tak terbatas ruang waktu cinta Henita Pangke (40) kepada dua buah hatinya, Rachel Arnee Putri (21) dan Aldo Ramadhan (18).

Meskipun saat ini Henita dihadapkan kenyataan belum bertemu dengan Rachel dan Aldo pasca-likuefaksi menerjang Kelurahan Petobo, namun dirinya tetap mencari dan mencari. Satu modal yang dia miliki, cinta seorang ibu.

Cinta yang meyakinkan dirinya bahwa kedua anaknya itu selamat dari bencana yang menghancurkan Petobo pada 28 September 2018.

Berikut fakta di balik kisah kasih Ibu Henita kepada Rachel dan Aldo

Rachel dan Aldo adalah anak sulung dan kedua dari pasangan Muhammad Akbar Safar (43) dan Henita Pangke.

Setelah Rachel dan Aldo, dua anak terakhir adalah Mariska Bunga Aulia (14) dan Gibril Almubarak (9). Bunga dan Gibril saat ini masih bersama dengan Akbar dan Henita pasca-bencana gempa dan tsunami di Palu.

Sebelum bencana, keluarga Akbar tinggal di Kelurahan Petobo, Palu. Saat ini, sudah lebih dari sebulan sejak likuefaksi terjadi di wilayah Kelurahan Petobo, namun Henita masih juga belum bertemu dengan kedua buah hatinya tersebut.

Saat bencana alam melanda keluarganya, Henita sedang dalam perjalanan dari Palu ke Batam, Kepulauan Riau untuk menghadiri sebuah kegiatan, hari Jumat (28/9/2018) pagi.

Saat transit di Jakarta, Henita sempat kontak via video call dengan suaminya, Muhammad Akbar.

Dalam obrolan singkat itu, sang suami berencana pergi ke acara Festival Palu Nomoni setelah maghrib.

Setelah lama transit di Jakarta, pesawat yang ditumpangi Henita mendarat di Batam sekitar pukul 17.00 Wita. Saat turun dari pesawat, henita langsung mengaktifkan telepon seluler.

Saat itulah dirinya mengetahui ada gempa di Palu.

“Pikiran saya, ah kalau terjadi tsunami, tidak mungkin sampai Petobo karena di ketinggian. Saya coba hubungi suami dan anak saya tapi semua tidak aktif. Tapi saya sempat berkomunikasi dengan Bunga, anak saya yang ketiga yang saat itu ada di sekolahnya. Saat itu, belum ada rasa cemas sama sekali. Akhirnya saya tahu kabar anak saya yang ketiga. Hanya suami dan tiga anakku yang belum berkabar,” katanya.

Henita kaget dan tidak percaya melihat kondisi Petobo dini hari itu melalui pesan yang disampaikan Julian.

Henita langsung memutuskan untuk membatalkan kegiatannya di Batam dan pulang ke Palu.

Akhirnya, dengan pikiran tak menentu, Henita kembali membeli tiket Batam-Jakarta, Sabtu (29/9/2018) pagi.

“Sampai di Jakarta, saya berpikir bagaimana cara bisa sampai ke Palu dengan segera. Saya buka informasi soal info Palu dan saya dapat soal penerbangan menggunakan pesawat Hercules dan akhirnya saya ke Halim,” ujarnya.

Menurut dia, belum ada penerbangan komersial yang dibuka untuk ke Palu pascagempa. Saat di Halim, dia pun akhirnya mendapat tumpangan karena kebetulan ada pesawat Hercules yang akan terbang ke Palu.

Saat menuggu di pesawat Hercules, Henita berhasil mengontak suaminya, Akbar. Henita sedikit lega mengetahui suami dan dua anaknya, Bunga dan Gibril, selamat.

Namun, tak ada kabar tentang Rachel dan Aldo, membuat perasaan Henita gundah gulana. Pikirannya berkecamuk.

“Hati kecilku mengatakan, anak pertama dan keduaku ini masih hidup. Soalnya ada yang lihat dua anakku ini melarikan diri saat lumpur di Petobo datang,” kata perempuan yang akrab disapa Nita itu ketika ditemui di rumah kosnya di Jalan Zebra, Palu, Senin (12/11/2018).

Henita sempat terhenyak ketika melihat kondisi Petobo pasca-bencana. Pikirannya pun tidak bisa memastikan nasib Rachel dan Aldo, namun hatinya berkata lain. Kedua anaknya masih selamat.

Setiap hari Nita mencari. Tak hanya di Palu, dia bahkan mencari anak-anaknya hingga ke Makassar. Namun nihil.

Henita mengaku sempat mendengar kabar dari sepasang suami istri yang menumpang Hercules mengaku melihat Rachel.

Mereka bercerita, ketika turun di Halim Perdanakusuma, termasuk Rachel, para pengungsi dijemput bus dan diantar ke pintu keluar.

Setelah turun dari bus, pasangan suami istri ini bercerita bahwa Rachel sudah dijemput dengan mobil Avanza berwarna silver.

“Pasangan suami istri itu tidak sempat lihat pelat nomor mobilnya. Tapi mereka sempat lihat orang di dalam walau mobilnya agak gelap. Katanya anak saya itu dijemput laki-laki berpostur tinggi dan anak saya duduk di depan. Katanya seperti sudah akrab,” katanya.

Cerita tersebut membuat Henita menemukan sepercik harapan atas nasib Rachel dan Aldo.

Berdoa kepada Sang Pencipta terus dipanjatkan Henita. Dia bahkan pernah beberapa kali bermimpi tentang kedua anaknya.

“Di dalam mimpi itu Rachel hanya tersenyum, tetapi dia lupa saya. Saya bingung, dia macam tidak kenal, kemudian dia lari. Mimpi berikutnya, saya ketemu lagi dengan Rachel, tapi dengan seorang perempuan paruh baya. Ibu itu bilang, Rachel mau pulang. Begitu juga malam selanjutnya, saya mimpi adiknya, Aldo, dan peluk saya,” katanya lirih.

Setelah bermimpi, Henita lalu berdoa dan memohon serta berharap kedua buah hatinya kembali ke pangkuannya.

Pada tanggal 13 November 2018 lalu, Henita pun tak lupa mengucapkan ulang tahun putri sulungnya, Rachel Arnee Putri, meski keberadaan Rachel masih belum terlacak.

Tahun ini Rachel menginjak usia 21 tahun. Henita hanya berdoa agar Rachel dan adiknya, Aldo Ramadhan, segera ditemukan.

Sementara itu, Henita selalu menanggapi setiap ada informasi keberadaan kedua anaknya.

Salah satunya saat ada informasi bahwa nama Aldo berada di RS Dr Wahidin Makkasar, Henita pun mencari hingga ke Makassar. Namun nihil.

Kemudian ada yang mengatakan melihat Rachel terbang ke Jakarta menumpang pesawat Hercules. Dia mengecek, tetapi tak kunjung ada kabar gembira.

“Saya pasrah, saya tidak tahu harus mencari ke mana lagi. Saya hanya berharap mereka tetap baik-baik saja di manapun berada. Di November ini, selain Rachel, Aldo juga akan merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada 30 November nanti. Saya tetap berharap semua yang terbaik buat anak-anakku,” katanya.

Sumber: KOMPAS.com (Erna Dwi Lidiawati)

https://regional.kompas.com/read/2018/11/15/21124351/kisah-henita-cari-anak-pasca-gempa-di-petobo-melacak-dengan-cinta-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke