Salin Artikel

5 Fakta Baru Tragedi Lion Air, 37 Kantong Berhasil Dievakuasi hingga Pencarian di Wilayah Pesisir

KOMPAS.com - Pencarian korban kecelakaan Lion Air JT 610 terus dilakukan. Di hari ketujuh, 32 kantong jenazah sudah berhasil ditemukan.

Sementara itu, area penyisiran diperluas hingga daerah pesisir daratan di Pantai Tanjung Pakis.

Penyelidikan FDR Lion Air JT 610 mencatat 69 jam berisi catatan penerbangan pesawat berhasil diunduh.

Berikut ini fakta baru kecelakaan Lion Air JT 610.

Pada hari ketujuh pencarian korban tragedi Lion Ari JT 610, Minggu (4/11/2018), Tim SAR dari Posko Tanjungpakis merjunkan 120 personel untuk menyisir daratan di Pantai Tanjungpakis hingga Pantai Sedari, Karawang.

Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah menjelaskan, 120 personel itu dibagi menjadi dua tim.

Tim pertama melakukan penyisiran hingga ke Muara Gembong sepanjang delapan kilometer. Sementara tim kedua menyisir ke arah timur sekitar 20 kilometer hingga Pantai Sedari.

"Tim yang ke Muara Gembong kekuatan 12 karena jaraknya lebih pendek, sisanya ke arah timur," ujar Deden ditemui di Posko SAR Tanjungpakis, Karawang, Minggu (4/11/2018).

Deden menyebutkan, evakuasi darat tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya body part atau bagian tubuh dan properti korban maupun puing pesawat yang terbawa hingga pesisir pantai.

"Evakuasi darat hanya membantu segala kemungkinan, karena beberapa body part baik pesawat maupun korban sempat ditemukan di pinggir pantai," tambah Deden.

Temuan bagian tubuh dan properti korban pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang mulai hari ketujuh pencarian, Minggu (4/11/2018), akan diberi label di posko utama di Tanjung Priok.

"Atas perintah pimpinan, posko DVI Tanjungpakis bergeser ke posko utama Tanjung Priok dan RS Polri Kramatjati. Bukan berarti berhenti, tetapi labeling dipusatkan di sana (Tanjung Priok)," kata Kasubid Dokpol Polda Jabar AKBP Nelson.

Sehingga, kata dia, jika ada temuan, baik bagian tubuh maupun properti korban Lion Air, Basarnas akan mengantarkan ke Posko Tanjung Priok. Kemudian temuan itu dikirim ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi.

"Jika ada penemuan akan berkerja sama dengan Basarnas mengantarkan ke Tanjung Priok," tandasnya.

Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur mengidentifikasi tujuh korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP pada Minggu (4/11/2018).

"Tadi pada pukul 14.00 sampai dengan 15.30 WIB, kami sudah melaksanakan sidang rekonsiliasi," ujar Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes drg. Lisda Cancer di RS Polri, Minggu.

Kepala Lab DNA Pusdokkes DVI Mabes Polri Kombes Putut T Widodo mengatakan, hasil identifikasi pada Minggu berdasarkan 24 kantong jenazah yang diterima pada Senin (29/10/2018) lalu.

"Yang teridentifikasi melalui DNA, itu dari 24 yang pertama. Setiap kantong terdiri dari beberapa bagian tubuh. Masing-masing bagian kita anggap satu individu, lalu jika telah cocok baru kita kumpulkan jadi satu dengan body part lainnya," ujar Putut.

Jenazah pertama yang teridentifikasi adalah Rohmanir Pandi Sagala berusia 23 tahun asal Tangerang, Banten.

Rohmanir teridentifikasi dengan nomor post mortem 00778 dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Kerawang/OO77. Jenazah mempunyai nomor antemortem 041 teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.

Tim SAR berhasil mengevakuasi 32 kantong jenazah selama tujuh hari proses pencarian. 32 kantong tersebuut tiba di Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu (4/11/2018) petang.

Kantong jenazah ini dibawa dari perairan dan pantai Tanjung Pakis, Karawang, menggunakan rigit inflatable boat (RIB) sekitar pukul 17.21 WIB.

"Kita tadi mengerahkan remote controlled vehicle (ROV) sebelum para penyelam turun. Kita kerahkan yang ada di kapal kita sejauh radius 250 meter sehingga di situ kelihatan masih banyak korban yang perlu dievakuasi," ujar Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional Nugroho, Budi Wiryanto, Minggu malam.

Satu kantong berisi serpihan pesawat, sementara 31 lainnya berisi bagian tubuh korban.

Petugas dari DVI Polda Metro Jaya, Basarnas, PMI, dan TNI memeriksa dan mendata 31 kantong tersebut.

Flight Data Recorder (FDR) dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 telah berhasil diunduh. Proses unduh data dibantu National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, Transport Safety Investigation Biro Singapura dan Australian Transport Safety Biro.

"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di-download," ujar Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).

Menurut Nurcahyo, FDR tersebut berisi data penerbangan selama 69 jam terakhir, yang terdiri dari 19 penerbangan.

Salah satunya, data penerbangan terakhir sebelum pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Sebelumya, KNKT lebih dulu membersihkan memori FDR dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610.

Kondisi memori FDR disebut perlu dibersihkan karena basah dan terdapat residu garam.

Sumber: KOMPAS.com (Abba Gabrilin, Nibras Nada Nailufar, Rindi Nuris Velarosdela, Farida Farhan).

https://regional.kompas.com/read/2018/11/05/17290881/5-fakta-baru-tragedi-lion-air-37-kantong-berhasil-dievakuasi-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke