Salin Artikel

Suramadu Gratis, Ini Cara Agar Pelabuhan Kamal Kembali Ramai

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan Jawa Timur memiliki opsi untuk mengubah wajah jalur penyeberangan Ujung-Kamal menjadi wisata bahari.

Rencana itu dilakukan tidak lain untuk menghidupkan kembali Pelabuhan Kamal-Ujung pasca digratiskannya Jembatan Suramadu.

Kepala Dishub Jatim, Fattah Jasin kepada Kompas.com Kamis (1/11/2018) mengatakan, wisata bahari memungkinkan untuk menghidupkan kembali jalur penyeberangan laut yang melintasi dua pulau tersebut.

"(Dengan wisata) Sangat mungkin (menghidupkan pelabuhan Ujung-Kamal). Karena di situ ombak tidak ada, sehingga dari lingkungan sudah sangat mendukung," ucap Fattah.

Konsep wisata bahari tersebut, kata Fattah, akan dibicarakan lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, baik di Pemprov Jawa Timur maupun pemerintah kabupaten/kota di Madura dan Surabaya.

"Permintaannya seperti apa nanti baru kita bisa mensupplay. Misalnya, pariwisata bekerja sama dengan persatuan hotel atau asosiasi pariwisata yang mempunyai paket-paket wisata bahari di wilayah Kamal-Ujung dan sekitarnya, itu baru kita bisa," tuturnya.

Oleh karena itu, semua pihak harus duduk bersama mencarikan solusi untuk menghidupkan kembali Pelabuhan Ujung-Kamal. Misalnya, dengan mengundang operator, pemilik kapal, dan pemerintah kabupaten/kota. Misalnya, dengam mengalihkan lintas penyeberangan dan program paket wisata bahari.

"Karena di Tanjung Perak, pada waktu-waktu tertentu, ada kapal pesiar yang entah 2 atau 3 bulan sekali dapat dijadikan moment," katanya.

"Seperti di Thailand, misalnya, hanya untuk sekadar makan malam di atas kapal saja kita berkunjung ke sana, di dalamnya juga disediakan live music dan sebagainya," imbuh Fattah.


Fattah mengakui saat ini pengurangan penumpang di Pelabuhan Kamal-Ujung berkurang hingga lebih dari 70 persen.

Tetapi, dia meyakini masih ada wisatawan yang ingin menggunakan jasa angkutan laut. Selain itu, masih banyak warga Kamal, Bangkalan, Madura, yang bekerja di Surabaya, menggunakan jasa penyeberangan laut karena jaraknya yang dekat dan lebih efisien.

"Wisatawan tentu tetap tertarik menyeberangi Pelabuhan Kamal karena ada nilai heritage (warisan sejarah) yang sudah ada sejak zaman Belanda," jelasnya.

Oleh karena itu, Fattah menegaskan harus ada upaya konkret untuk mendorong dan menggerakkan wilayah Kamal-Ujung dan sekitarnya.

Desakan subsidi PSO

Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) mendorong agar pemerintah memberikan subsidi berupa Public Service Obligation (PSO) untuk operator kapal penyeberangan lintas Ujung-Kamal.


Terkait hal tersebut, Fattah mengaku subsidi bisa saja diberikan asalkan Pelabuhan Kamal memenuhi beberapa syarat standar ditetapkan.

"Ujung-Kamal ini memungkinkan disubsidi, kalau memenuhi syarat keperintisan. Nanti kita usulkan ke Kemenhub," kata Fattah.

Dia menambahkan, beberapa waktu lalu, Dirjen Perhubungan Darat dan Direktur Angkutan dan Multi Moda telah menghitung jalur penyeberangan di seluruh Indonesia yang akan menggunakan subsidi.

Di Jatim, kata Fattah ada tujuh jalur penyeberangan yang menggunakan subsidi, salah satunya penyeberangan Paciran-Bawean, Panarukan-Kalianget, dan Raas-Sapudi.

"Kalau semua sepakat (subsidi Pelabuhan Kamal), pasti bisa untuk diusulkan. Apakah jalur Ujung-Kamal ini ermasuk yang bersubsidi kita belum tahu. Karena jalur PT ASDP itu termasuk bisnis," katanya.

Fattah mengaku bahwa anggaran untuk subsidi tersebut turun dari yang sebelumnya Rp 18 triliun menjadi Rp 5 triliun. Karena itu subsidi lebih diutamakan untuk jalur perintis dan kepulauan.

Setiap tahun merugi

Kepala Supervisor PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Feri Cabang Surabaya, Agusman mengatakan, sejak beroperasinya Jembatan Suramadu pada Juni 2009, kerugian besar dirasakan pada 2015 lalu.

Saat itu, PT ASDP mengalami kerugian diangka Rp 15 miliar dalam setahun. Jumlah kerugian itu hampir sama setiap tahunnya.

"Iya, rata-rata hampir sama (rugi Rp 15 miliar). Kerugian itu pertama dari perawatan kapal yang semakin lama biaya perawatan tidak terduga, sedangkan tarifnya tetap murah," imbuh Agusman.

Tarif penyeberangan di Pelabuhan Kamal-Ujung, pejalan kaki Rp 5 ribu, sepeda motor Rp 7 ribu, mobil Rp 46 ribu, Truk Rp 56 ribu, Rp 59 ribu, dan RP 74 ribu, tergantung jenisnya.

Sementara bus penumpang Rp 59 ribu dan dikenakan biaya Rp 5 ribu untuk 30 orang untuk bus penumpang, yaitu Rp 150 ribu plus tiket bis Rp 59 ribu.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/02/06000051/suramadu-gratis-ini-cara-agar-pelabuhan-kamal-kembali-ramai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke