Salin Artikel

Kisah Tragedi Jessica Mananohas, Ampuni Sang Ibu hingga Lagu "Di Doa Ibuku"

KOMPAS.com — Perjuangan Jessica Mananohas (10) telah usai. Sebelum meninggal, doa dan maaf bagi sang ibu telah terucap oleh Jessica, warga Sangihe, Sulawesi Utara.

Jessica meninggal dunia setelah Olga Semet (OS) menyiram tubuh Jessica dengan minyak tanah dan menyulutnya dengan api. 

Sebelumnya, OS sempat memukul dan membenturkan kepala Jessica ke pintu rumah karena tidak menjawab saat ditanya tentang pisau dapur miliknya yang hilang. 

Berikut ini secara lengkap tragedi yang menimpa Jessica.

Setelah mendapat perawatan selama kurang lebih 41 hari di rumah sakit, Jessica akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (23/10/2018).

Siswi SD di Desa Pintareng, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, itu menjadi korban kekerasan ibu kandunganya sendiri, OS.

"Laporan yang saya terima memang meninggal pada pukul 14.08 Wita," kata Direktur RSUP Kandou Malalayang dr. Jimmy Panelewen.

Jessica mengalami luka bakar hingga 85 persen dan sempat dirawat di RS Liungkendage, Tahuna, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Kandou Manado pada awal pekan lalu.

Kondisi kesehatan Jessica sempat membaik, tetapi kondisinya terus menurun dalam sepekan terakhir.

Kasat Reskrim Polres Sangihe Iptu Denny Tampenawas mengatakan, polisi sudah menahan sang ibu di Polres Sangihe. Polisi, lanjut dia, terus memproses kasus ini.

Tak ada yang menyangka, Jessica harus meninggal dunia di tangan seseorang yang mengandungnya selama 9 bulan.

Keluarga dan para tetangga hanya bisa menerima kenyataan pahit tersebut, tawa dan canda Jessica tak akan hadir di tengah-tengah mereka.

Saat menahan perih dan luka, Jessica pun sempat menyebut nama ibunya dalam doanya. Jessica memohonkan ampun kepada Tuhan atas perbuatan ibunya terhadap dirinya dan telah memaafkan sang ibu.

"Dia (Jessica) juga sudah mendoakan sang ibu agar diberi pengampunan oleh Tuhan," kata Nurlince Sahambangu, salah satu kerabat Jessica, Selasa (23/10/2018).

Pada hari Rabu (12/9/20180, OS kebingungan mencari pisau dapur yang biasanya dipakainya untuk memasak.

Kemarahannya tak terbendung saat Jessica dan saudaranya, Dave, tidak menjawab permintaan tolong OS untuk mencari pisau tersebut.

Jessica segera menjadi sasaran kemarahan OS hingga mengalami luka bakar.

Jessica pun berlari menjauh hingga terjatuh di dekat tempat sampah. Melihat hal itu, OS pun segera mengejar Jessica dan mencoba menolong korban dengan mengoleskan tomat dan sayur daun gedi ke tubuh Jessica.

Lalu bersama tetangga, Jessica dilarikan ke rumah sakit.

Jessica telah menjalani operasi empat kali pasca-dibakar oleh ibunya.

"Di rumah sakit Sangihe sudah tiga kali jalani operasi, dan di Manado sekali. Jadi sudah empat kali," kata Nurlince Sahambangu, tante dari Jessica, ketika ditemui Tribunmanado.co.id, Jumat (19/10/2018) di RSUP Kandou.

Kondisi Jessica sempat membaik, tetapi dalam sepekan terakhir kondisinya terus menurun.

Pada Selasa (23/10/2018), Jessica dikabarkan telah meninggal dunia.

"Laporan yang saya terima memang meninggal pada pukul 14.08 Wita," ujar Direktur RSUP Kandou Malalayang Jimmy Panelewen.

Kasat Reskrim Polres Sangihe Iptu Denny Tampenawas mengatakan, polisi sudah menahan sang ibu di Polres Sangihe. Polisi, lanjut dia, terus memproses kasus ini.

"Perkembangannya saat ini sudah tahap satu," kata Tampenawas.

Tampenawas mengatakan, pihaknya akan mengkaji kembali pasal yang menjerat sang ibu setelah Jessica meninggal dunia.

"Untuk pasalnya akan dikaji lagi bila ternyata korban meninggal," ujar Tampenawas.

Ratusan pelayat menghadiri ibadah pemakaman Jessica (10) di Dusun Kawiwi, pada Kamis (25/10/2018).

Tak ketinggalan puluhan teman-teman Jessica di Sekolah Minggu juga hadir. Mereka pun dengan khususk berdoa dan menyanyikan lagi "Di Doa Ibuku".

Lagu tersebut pun membuat ratusan pelayat tak kuasa membendung air mata. Suasana duka mendalam sangat terasa.

Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik)/ Tribunnews

https://regional.kompas.com/read/2018/10/26/13153931/kisah-tragedi-jessica-mananohas-ampuni-sang-ibu-hingga-lagu-di-doa-ibuku

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke