Salin Artikel

Sepi Pengunjung, PKL Skywalk Cihampelas Bandung Merugi

Sekitar 200 PKL Cihampelas yang dulu membuat sesak Jalan Cihampelas direlokasi naik ke atas Skywalk.

Bukan menjadi solusi, keberadaan Teras Cihampelas justru membuat para PKL yang sudah direlokasi naik ke atas Skywalk menjerit.

Pasalnya, setelah satu setengah tahun berjalan, lokasi tersebut bukannya makin ramai justru malah makin sepi pengunjung.

Agus Sofyan (30) contohnya. Usaha kaos souvenir Bandung yang sudah dijalankannya beberapa tahun lalu malah bangkrut.

Dia terpaksa berhenti sejak dua bulan lalu lantaran dagangannya tidak laku akibat sepinya pengunjung ke Teras Cihampelas.

“Pengunjung sepi. Sudah dua bulan ini enggak jualan. Sekarang cari kerja saja. Mau jualan lagi sudah habis modal,” kata Agus, saat dihubungi melalui ponselnya Rabu (24/10/2018).

Lebih lanjut Agus menambahkan, pendapatannya jauh berkurang setelah direlokasi ke atas Skywalk.

Dulu, ketika masih berjualan di pinggir Jalan Cihampelas, dia mampu mengantongi untung tidak kurang dari Rp. 1.000.000 setiap harinya.

“Kalau sekarang di teras (Cihampelas) kadang satu hari enggak ada penglaris (tidak ada yang beli). Malah sekarang saya jadi punya hutang Rp. 20 juta,” akunya.

Demi menutupi hutang, Agus mengakui jika dirinya terpaksa menyewakan lapak gratis pemberian Pemerintah Kota Bandung dengan harga Rp. 500.000 per bulan.

Agus mengaku tidak punya pilihan lain meski diakuinya hal tersebut menyalahi aturan.

“Daripada kosong kan, sayang. Sambil nunggu siapa tahu ke depan ada modal lagi buat jualan,” tandasnya.

Pedagang lainnya, Hendra  (35), mengeluhkan hal serupa. Sweater dagangannya masih menumpuk akibat sepi pembeli.

“Dulu satu hari biasanya bersih dapat Rp 1,5 juta. Sekarang Rp. 100.000 saja susah,” ujar Hendra saat ditemui di Teras Cihampelas.

Meski kondisinya demikian, Hendra tetap berupaya bertahan sekuat tenaga berjualan di Teras Cihampelas.

“Dulu saya enggak punya hutang. Sekarang punya hutang Rp. 100 juta di Bank BRI,” pungkasnya.



Kiki Amaluki (51), pedagang sandal yang juga sesepuh PKL Cihampelas mengatakan, dirinya yang juga mengalami penurunan omzet hingga 70 persen sejak direlokasi mengaku sering menerima keluhan sepi pengunjung dan pembeli dari rekan-rekan sesama PKL Teras Cihampelas.

Menurut dia, selain kurang promosi seperti di awal-awal relokasi, kondisi kembali diperparah oleh banyaknya PKL baru yang kembali berjualan di bawah Teras Cikapundung.

Dari pantauan Kompas.com, di pinggir Jalan Cihampelas, tepat di bawah pondasi Teras Cikapundung mulai dipadati kembali oleh PKL.

Para PKL menghamparkan barang dagangannya di depan toko-toko resmi.

“Di bawah banyak PKL baru. Untuk apa ada relokasi kalau yang dibawah dibiarkan. Sementara kami di sini sepi, tidak ada yang beli,” ungkap Kiki.

Kiki mengatakan, semua PKL yang berjualan di atas Teras Cihampelas telah sepakat akan turun dan berjualan kembali di pinggir Jalan Cihampelas jika Pemerintah Kota Bandung tidak menertibkan PKL baru yang saat ini berjualan di pinggir jalan.

“Para pedagang di sini sudah komitmen akan menandatangani kesepakatan. Kalau kondisi masih seperti ini, di bawah masih ada PKL, kami akan turun lagi ke bawah. Untuk apa jualan di sini kalau sepi,” ujar Kiki diamini oleh rekan-rekannya sesama pedagang.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Bandung Priana Wirasaputra mengimbau kepada para PKL Teras Cihampelas untuk tidak menyalahkan Pemerintah Kota Bandung.

“Harus bijak disikapi, dalam dunia usaha pasti banyak dinamika dan banyak faktor. Jadi jangan hanya menyudutkan pemerintah,” kata Priana.

Lebih lanjut, Priana meminta para PKL Teras Cihampelas melakukan evaluasi internal sesama pedagang agar Skywalk kembali ramai dikunjungi.

“Pedagang juga harus berinovasi dari mulai dagangannya, layanannya, hingga manajemennya. Kalau ini dilakukan pasti ramai lagi,” tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/25/09472601/sepi-pengunjung-pkl-skywalk-cihampelas-bandung-merugi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke