Salin Artikel

4 Fakta Tanggul Lumpur Lapindo Ambles, Terkendala Volume Air dan Ketakutan Warga

KOMPAS.com - Pada Jumat (5/10/2018), warga di sekitar tanggul lumpur Lapindo menemukan luberan air beserta lumpur keluar dari bawah tanggul.

Tak jauh dari lokasi luberan, warga di Dusun Pologunting, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, menemukan tanggul sepanjang 100 meter ambles sedalam 5 meter.

Kondisi tersebut membuat warga di sekitar tanggul khawatir bencana Lapindo tahun 2006 akan terulang.

Berikut fakta di balik tanggul lumpur Lapindo yang ambles dan bocor.

Jarak tanggul yang ambles hanya beberapa puluh meter dari rumah warga, hanya terpisah jalan desa.

Lalu, air bercampur lumpur yang meluber keluar tanggul pada Jumat (5/10/2018), lokasinya hanya beberapa meter dari permukiman warga.

Warga pun berharap, tanggul segera diperbaiki agar tidak mengancam permukiman.

"Kalau sewaktu-waktu meluber gimana. Siapa yang bertanggung jawab," ujar Sukardi, warga Dusun Pologunting, seperti dikutip dari Surya Malang.

Sementara itu, menurut warga, luberan air dan lumpur di bawah tanggul karena besarnya semburan lumpur dari pusat semburan yang mencapai 70.000 meter kubik perhari.

Tanggul tak kuat menahan sehingga ambles dan air bercampur lumpur merembes dari bawah tanggul.

Humas PPLS, Hengki Listria Adi menyatakan, pihaknya terus berusaha mengatasi permasalahan tanggul tersebut.

"Kami terus berupaya melakukan penurunan debit air yang ada di tampungan. Kami juga mengalihkan air dari pusat semburan ke sisi selatan untuk menghindari tekanan air di sisi utara," kata Hengki.

Air dari pusat semburan dilarikan ke selatan ke Desa Mindi, untuk selanjutnya dialirkan ke Kali Porong. Tujuannya volume air tidak ke utara, lokasi tanggul yang ambles.

"Sejauh ini sudah tidak ada air dan lumpur yang meluber. Petugas di lapangan juga mulai melakukan pengukuran tanggul yang ambles itu untuk dilakukan perbaikan," tuturnya.

Pada Rabu (10/10/2018), Humas PPLS, Hengky Listria Adi mengatakan, perbaikan tanggul ambles di titik 67 sudah dilakukan sejak Selasa (9/10/2018).

Namun, Hengki mengakui, perbaikan tersebut belum maksimal karena masih menunggu penurunan debit air di dalam kolam.

"Kami pastikan tanggul dalam kondisi aman. Jadi kami juga mengimbau kepada warga sekitar untuk tetap tenang," ungkap Hengky, Rabu (10/10/2018) siang.

"Perbaikan dan penguatan tanggul terus dilakukan sambil menunggu volume air di kolam menurun," tuturnya.

Sementara itu, langkah perbaikan tanggul yang sudah dilakukan adalah mengeruk bagian pinggir luar tanggul yang ambles kemudian mengawali peninggian dari sisi utara.

Menurut PPLS, salah satu cara menurunkan volume air adalah dengan mengalirkan semua air dari pusat semburan lumpur ke arah selatan.

Air dilarikan dengan overflow ke titik 42 di Glagaharum kemudian dipompa ke atas untuk selanjutnya dialirkan ke Sungai Porong menggunakan kapal keruk yang ada di sana.

"Dengan begitu, diharapkan kondisi air di sisi utara atau sekitar tanggul yang sedang diperbaiki bisa terus menurun," beber Hengki.

Dalam kesempatan tersebut, Hengki menegaskan, tidak ada lagi air dan lumpur yang meluber keluar tanggul seperti kejadian Jumat (5/10/2018) dan kondisi tanggul aman. 

Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik)/ Surya.co.id

https://regional.kompas.com/read/2018/10/11/18491531/4-fakta-tanggul-lumpur-lapindo-ambles-terkendala-volume-air-dan-ketakutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke