Salin Artikel

Fakta di Balik Gempa Sumenep, Dampak hingga Santunan Korban Meninggal

KOMPAS.com - Warga di Sumenep, Jawa Timur, panik dan berlarian keluar rumah saat terjadi gempa magnitudo 6,4 pada Kamis (11/10/2018) dini hari.

Getaran gempa tersebut juga dikabarkan dapat dirasakan oleh warga di Kota Malang hingga Bali.

Untuk sementara, tiga orang meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan.

Berikut sejumlah fakta peristiwa gempa di Laut Situbondo pada hari Kamis (11/10/2018).

Berdasar keterangan resmi BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 6,4 terjadi pada pukul 01.44 WIB dengan titik pusat gempa di 61 kilometer timur laut Situbondo. 

Gempa tersebut memiliki kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami. Geterannya dirasakan di wilayah (MMI) III-IV Denpasar, III Karangkates, III Gianyar, III Lombok Barat, III Mataram, III Pandaan #BMKG.

"Saya kaget dan semua bangun keluar rumah. Ini sekarang enggak ada yang masuk rumah lagi. Takut kalau ada gempa susulan," kata Reni Hayu Pratiwi (41), salah seorang warga perumahan Klatak saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Pasca-gempa, tiga warga di Sumenep dikabarkan meninggal tertimpa reruntuhan bangunan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Rahman menginformasikan, dua dari tiga korban itu adalah Nur Kamilia (7) dan Nadhar (55). Keduanya asal Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep.

"Yang jelas saat ini masih dua korban. Yang satu masih identifikasi," kata Rahman kepada Kompas.com.

Menurut BPBD, saat gempa terjadi, korban sedang tertidur dan tak sempat menyelamatkan diri sehingga tertimpa bangunan yang roboh.

Selain korban jiwa, banyak bangunan milik warga mengalami kerusakan, khususnya di Kecamatan Gayam Pulau Sapudi, Bluto, Kalianget, dan Kecamatan Batang-Batang.

Para korban luka di Sumenep, Jawa Timur, dirawat di dua Puskesmas di Sumenep, yakni Puskesmas Nonggunong dan Puskesmas Gayam. Kedua puskesmas tersebut berada di Kepulauan Sapudi.

Informasi yang diterima PCNU Sumenep melalui pengurus Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Gayam, ada tujuh korban luka yang selamat.

Mereka adalah Aswiya (65) asal Desa Pancor, Sudik (60) asal Desa Pancor, Nasia (55) asal Desa Prambanan, Lihami (70) asal Desa Nyamplong, Muhawiyah (60) asal Desa Prambanan, Muhama (65) asal Desa Prambanan dan Samsu (65) asal Desa Prambanan.

"Mereka tak sempat menyelamatkan diri sehingga tertimpa reruntuhan bangunan," kata Panji Taufik, Ketua PCNU Sumenep, kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Kepala Biro Humas Pemprov Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan, Gubernur Soekarwo, berangkat ke sejumlah wilayah yang terkena dampak gempa.

Sebelumnya, Soekarwo meminta pendataan jumlah korban luka maupun meninggal dunia serta kerusakan bangunan segera dilakukan.

"Pak Gubernur langsung telepon Camat Gayam tentang kondisi di sana. Beliau juga sudah rapat jam 7 tadi dengan kepala OPD," kata Aries.

Selain itu, korban meningal dunia akan mendapat santunan sebesar 5 juta rupiah dari Pemprov Jawa Timur.

"Hari ini tim lengkap langsung berangkat untuk melakukan rehabilitasi semua dan masyarakat tidak boleh menunggu lama, harus segera teratasi," tuturnya.

Sumber: (Ghinan Salman, Taufiqurrahman)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/11/11095781/fakta-di-balik-gempa-sumenep-dampak-hingga-santunan-korban-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke