Salin Artikel

Yenny Wahid Sebut Tindakan Radikalisme Seseorang Disebabkan Putus Asa

Putus asa, disebabkan banyak hal. Misalnya, ketidakadilan dalam ekonomi. Melihat orang lain kaya, tapi ekonominya dia terbatas. 

"Begitu kemudian diprovokasi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Apalagi kalau menggunakan jargon agama sehingga gampang tersulut (tindakan radikalisme)," ungkap Yenny di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/10/2018).

Untuk memutus mata rantai perasaan putus asa tersebut, diciptakanlah program desa damai. Komponen desa damai ini salah satunya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kemudian melatih masyarakat agar menciptakan sistem deteksi dini ketika terjadi potensi redakalisme di lingkungannya.

"Memfasilitasi terciptanya dialog yang lebih baik di antara masyarakat, tercipta saling toleransi antar masyarakat. Jadi, itu komponen utama untuk memutus mata rantai itu," tutur Yenny.

Dengan adanya program ini, Yenny berharap bisa membangun ketahanan komunitas, terutama dimulai dari komunitas desa.

Pasalnya, program desa damai ini tidak hanya menguntung masyarakat desa, tetapi juga bagi masyarakat kota. Karena warga kota bisa mencontoh model masyarakat desa.

"Di desa itu kan ada keinginan menciptakan rasa guyub, keinginan hidup rukun. Kalau ada model yang berhasil kita pakai direplikasi di daerah lain artinya desa itu sudah menyumbangkan terciptanya toleransi daerah lain terutama di perkotaan," ujar dia.

Menurut Yenny, program desa damai ini memberikan inspirasi kepada dunia. Pasalnya banyak negara dunia yang melirik program desa damai tersebut.

"Bulan November saya diundang dalam sebuah forum yang dibuat Presiden Perancis khusus untuk memaparkan program desa damai. Mereka mau belajar itu," tuturnya.

"Akhir bulan ini saya mau ke New York PBB juga memaparkan hal yang sama. Sehingga banyak negara yang ingin belajar tentang program desa damai kita di Indonesia," kata Yenny.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/09/22074241/yenny-wahid-sebut-tindakan-radikalisme-seseorang-disebabkan-putus-asa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke